MAKALAH
EPIDEMIOLOGI DASAR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SANRISE PRAMANA
NIM : 1111192570
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakan
Di dalam
mengikuti perkuliahan Epidemiologi ada beberapa Bab pembahasan yang perlu
diperhatikan diantaranya yang penting adalah pembahasan tentang Perkembangan
Epidemiologi. Epidemiologi sebagai suatu ilmu berkembang dari waktu ke
waktu. Perkembangan itu dilaterbelakangi oleh beberapa hal :
- Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit infeksi dan wabah. Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal-hal baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit, serta masalah kesehatan secara umum.
- Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Pengetahuan kedokteran klinik berkembang begitu pesat disamping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku. Perkembangan ilmu-ilmu ini juga membuat ilmu epidemiologi semakin berkembang.
Dengan demikian, terjadilah perubahan
dan perkembangan dasar berpikir para ahli kesehatan masyarakat, khususnya
epidemiologi dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana mereka
berada.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah dan
perkembangan epidemiologi, kegunaan epidemiologi , transisis
epidemiologi,peristiwa epidemiologi , epidemiologi dalam kesehatan masyarakat.
Dan hal-hal apa saja harus diperhatikan oleh masyarakat dan juga oleh
para tenaga kesehatan didalam mengaplikasikan ilmu kesehatannya sehari-hari di
masyarakat agar tidak terjadi kesalahan ataupun meminimalisasi
kesalahan-kesalahan prosedur.Untuk selanjutnya di dalam melakukan penyuluhan
kesehatan oleh para lulusan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat agar dapat
menjadi acuan yang berguna dikemudian hari.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Epidemiolog.
Pada awalnya
masyarakat memandang penyakit terjadi karena adanya pengaruh roh jahat dan
kekuatan supranatural. Lalu konsep ini berkembang, yang ditandai dengan adanya
pemikiran-pemikiran dari Hipocrates - seorang ahli filsafat dan juga tabib
Yunani (460-377 SM). Dalam bukunya , dia mengajukan konsep tentang hubungan
penyakit dengan faktor tempat (geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan
dan perumahan. Selain itu, Hipocrates juga menyebutkan teorinya bahwa tubuh
manusia terdiri dari empat substansi yang disebut humours (cairan). Cairan
tersebut yaitu darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Jika terjadi
ketidakseimbangan antara keempat substansi ini, maka dapat menyebabkan
terjadinya penyakit.
Selanjutnya
muncul teori Gallen (melanjutkan teori Hipocrates) - dokter Romawi, lahir 130 M
- yang melihat faktor kepribadian seseorang sebagai penentu rentan atau
tidaknya terhadap penyakit. Contohnya, seseorang yang kelebihan empedu hitam
akan bersifat melankonis, cenderung merasa sedih, depresi, dan badannya
terlihat kurus.
Pada abad
ke-14 dan 15 terjadi epidemik sampar, cacar, dan demam tifus di Eropa. Hal ini
mendorong lahirnya teori Seminaria Contagium oleh Girilamo
Fracastoro (1478 – 1553 M) yang menyebutkan bahwa penyakit ditularkan dari
seorang pengidap kepada orang lain yang sehat melalui contagion (kontak).
Terdapat tiga jenis contagion. Pertama, bentuk dasar yang ditularkan lewat
kontak langsung. Kedua, ditularkan lewat perantara seperti pakaian, bahan
kayu dan barang lainnya. Ketiga, ditularkan dari jarak jauh. Namun, dalam teori
ini belum dapat dijelaskan mengapa kontak antara penderita dan orang sehat
dapat menyebabkan penyakit, karena belum seorang pun dapat membuktikan atau
melihat benda kecil penyebab penyakit.
Kemudian,
sejak ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723), muncul
teori jasad renik atau mikroorganisma (kuman). Kuman inilah yang dianggap sebagai
penyebab tunggal penyakit. Lalu pada abad 18 terjadi revolusi industri dan
kapitalisme sehingga perkembangan ilmu pengetahuan termasuk epidemiologi
berkembang dengan pesat. Namun di pihak lain, struktur sosial ekonomi yang baru
membawa implikasi berupa letusan wabah infeksi usus, demam tifus dan
tuberculosis di daerah kumuh perkotaan. Di Eropa pun juga muncul penyakit baru,
seperti kolera dan demam kuning.
Munculah
tokoh John Snow (1813-1858) - seorang dokter dan ahli anastesi – yang mulai
mempelajari wabah kolera yang terjadi di daerah Square kota London. Dia
melakukan pengamatan terhadap tiga perusahaan air minum di London (Lambeth,
Southwark dan Vauxhall) dan menyimpulkan bahwa penyebab kolera bukan faktor
udara, tetapi air minum yang dikonsumsi. Yang perlu dicatat di sini adalah
bahwa John Snow dalam menganalisis masalah penyakit kolera, mempergunakan
pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu.
Dia dianggap sebagai the Father of Field Epidemiology.
Pengaruh
teori kuman sebagai agen penyakit begitu kuat sampai beberapa dasawarsa, dimana
para peneliti berpikiran bahwa pengetahuan tentang mikroorganisma dapat dipakai
untuk menjelaskan etiologi semua penyakit. Lalu pada tahun 1950, teori kuman
yang berlebihan mendapat kritik. Hal ini karena tidak semua penyakit, yaitu
berbagai penyakit kronik, disebabkan oleh kuman, seperti penyakit jantung dan
kanker.
Epidemiologi
modern berkembang tidak hanya berdasarkan teori kuman, tetapi juga teori-teori
yang diangkat dari berbagai disiplin
Ilmu: sosial, biomedik, kuantitatif (Kleinbaum et all,
1982).
1. Epidemiologi,
Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan
Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi = upon, pada atau tentang; demos =
people, masyarakat, penduduk; logia = knowledge, ilmu. Epidemiologi berarti
ilmu yang berhubungan tentang apa yang terjadi pada masyarakat atau penduduk.
Epidemiologi
sendiri berasal dari dua asumsi yang berkembang. Pertama, penyakit pada
populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua,
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor
pencegah yang dapat diidentifikasi melalui penelitian secara sistematik pada
berbagai populasi, tempat dan waktu.
Epidemiologi
adalah Ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor diterminan frekuensi
penyakit pada manusia (Mac Mahon & Pugh, 1970).
Epidemiologi
adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang berhubungan dengan negara
dan peristiwa dalam populasi, dan aplikasi penelitian ini untuk mengendalikan
masalah kesehatan (Last, 1983).
Epidemiologi adalah ilmu tentang
distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan untuk
development (perencanaan) dari penanggulangan masalah kesehatan (M.N. Bustan,
2006).
Epidemiologi
berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Perannya dalam memberikan informasi
tentang distribusi, determinan dan frekuensi penyakit sangat mambantu dalam
mengatasi masalah kesehatan. Terdapat 7 peran utama epidemiologi menurut
Valanis, yaitu:
1.
Investigasi etiologi penyakit
2.
Identifikasi faktor penyakit
3.
Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
4.
Melakukan diagnosis banding dan perencaan pengobatan
5.
Surveilan status kesehatan penduduk
6.
Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanaan kesehatan
7.
Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat
Dalam
perkembangannya, epidemiologi mengalami transisi atau perubahan, baik pada
ditribusi maupun faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah
epidemiologi yang baru. Perubahan ini ditandai dengan menurunnya penyakit
menular (infeksi) dan meningkatnya penyakit tidak menular. Ada
beberapa penyebab terjadinya transisi epidemiologi, seperti perkembangan demografi,
ekonomi, dan era globalisasi terkait gaya hidup. Selain itu, transisi ini juga
disebabkan karena berkembangnya teknologi medis, peningkatan taraf hidup,
kelahiran yang terkontrol, peningkatan gizi, pengontrolan sanitasi dan vektor,
serta perbaikan dalam gaya hidup. Sebagai contoh, peningkatan taraf hidup
setiap orang menyebabkan semakin baik pola hidupnya, gizi tercukupi dan
aktivitas yang dijalani lebih kompleks. Hal ini telah membuat umur harapan
hidup mereka lebih panjang. Namun, seiring berjalannya waktu terjadi penurunan
fungsi tubuh atau dapat juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup sehingga
mereka terserang penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, penyakit
jantung koroner, dan kanker.
2. Penggunaan
Epidemiologi
Fungsi utama epidemiologi:
-Menerangkan besarnya masalah serta penyebarannya.
-Menyiapkan data dan informasi untuk keperluan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan
-Mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab masalah
dan faktor yang berhubungan terjadinya masalah tersebut
Penggunaan epidemiologi adalah tindakan terhadap penyakit pada suatu kelompok secara sistematis & logis:
- Penyelidikan terhadap lingkungan yang berkaitan degan penyakit dalam kelompok
- Mengamati sifat penyakit diantara kelompok2 hewan untuk mengetahui penyebab & faktor determinant penyakit
- Perencanaan & evaluasi terhadap pencegahan / pengendalian penyakit
- Mencari metode baru untuk penyidikan terhadap penyakit dan pengendaliannya
5. Penanggulangan terhadap suatu penyakit
1. Sebagai diagnostic
discipline
–
Clinical diagnosis
–
Pathology diagnosis
–
Epidemiology diagnosis
2 cara
diagnosis epidemiologi
–
Intensive follow up
–
Surveillance
3.
Transisi Epidemiologi
Pada abad ke-19, penyakit yang banyak
berkembang di masyarakat merupakan penyakit menular atau disebut penyakit
infeksi. Yang menjadi penyebabnya merupakan mikroorganisme seperti bakteri,
virus, maupun parasit. Cara penularannya dari suatu individu kepada individu
lain dapat melalui media tertentu seperti udara (contohnya penyakit TBC dan
infulenza), konsumsi makanan dan minuman yang kurang bersih pencuciannya
(hepatitis dan typhoid/tifus), maupun dari jarum suntik dan transfusi darah
(HIV AIDS, hepatitis).
Di Indonesia, meskipun masih banyak
penyakit menular seperti TBC dan malaria menjadi penyebab kematian yang utama
tetapi pada abad ke-20 tren penyakit mulai diambilalih oleh penyakit tidak
menular, seperti stroke, serangan jantung dan kanker. Perubahan pola
penyakit ini dikenal sebagai transisi epidemiologi.
Ada 3 Model Transisi Epidemiologi
Model klasik, seperti yang terjadi di Eropa Barat
Model di percepat, seperti yang terjadi di Jepang
Model lambat, seperti yang terjadi di negara-negara berkembang.
4.Sejarah Epidemiologi dan Peristiwa
Epidemiologi
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi
tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari
penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya
epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa
ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada
manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang
telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan
berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini
berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan
dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia,
patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran
dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu
kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan epidemioogi
menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu
kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti
demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya
dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling
tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini.
Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia
Di dalam perkembangan batasan
epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen, yakni :
1. Mencakup
semua penyakit
Epidemiologi
mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi,
seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas
maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara
maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.
1.
Populasi
Apabila
kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit
pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
2. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit
dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis.
Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Peristiwa Epidemiologi
Dalam sejarah manusia,
telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan. Penyakit
dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang ditularkan hewan
(zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan—seperti influensa dan tuberkulosa. Berikut
ini adalah beberapa contoh wabah besar yang pernah tercatat dalam sejarah:
Pes
Plague of Justinian ("wabah
Justinian"), dimulai tahun 541, merupakan wabah pes bubonik yang pertama tercatat dalam
sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan merebak sampai Konstantinopelpada musim
semi tahun berikutnya, serta (menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000 orang setiap hari
dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah tersebut terus
berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi manusia di Mediterania timur.
The Black Death, dimulai
tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir, pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah tersebut mencapai
Mediterania dan Eropa barat pada
tahun 1348 (mungkin oleh para pedagang Italia yang mengungsi dari perang
di Crimea), dan menewaskan dua puluh juta
orang Eropa dalam waktu enam tahun, yaitu seperempat dari seluruh populasi atau
bahkan sampai separuh populasi di daerah perkotaan yang paling parah
dijangkiti.
Kolera
pandemi pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas
pada daerah anak benua India, dimulai
di Bengal, dan menyebar ke luar India pada
tahun 1820. Penyebarannya sampai keRepublik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum
akhirnya berkurang.
Pandemi kedua (1829–1851)
mencapai Eropa, London pada tahun 1832, Ontario Kanada dan New York pada
tahun yang sama, dan pesisirAA Pasifik Amerika Utara pada
tahun 1834.
Pandemi keenam (1899–1923)
sedikit memengaruhi Eropa karena kemajuan kesehatan masyarakat, namun Rusia
kembali terserang secara parah.
Pandemi ketujuh dimulai
di Indonesia pada
tahun 1961, disebut "kolera El Tor" (atau "Eltor")
sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada
tahun 1963, Indiapada tahun 1964, dan Uni Soviet pada
tahun 1966.
BAB III
PENUTUP
.
A. Kesimpulan
Epidemiologi
adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami
oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi
Manfaat dari mempelajari
Epidemiologi :
a) Membantu pekerjaan
administrasi kesehatan.
b) Dapat menerangkan
penyebabab suatu masalah kesehatan.
c) Dapat menerangkan
perkembangan alamiah suatu penyakit.
d) Dapat menerangkan keadaan
suatu masalah kesehatan
2. Saran dan Kritik
Dalam
pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami
mohon
saran dankritik yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiarto,eko.2002. pengantar
epidemiologi edisi 2.jakartawww.google.co.id
Bustan, M.N. 2006. Pengantar
Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiarto, Eko.2003. Pengantar
Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006 Indan Entjang ( 1979 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006 Indan Entjang ( 1979 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni
Azrul Azwar ( 1999 ). Pengantar
Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.
Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam
hub ; 085277011414
Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam
hub ; 085277011414
penting pg masyarakat di dunia kesehatanh
BalasHapus