Jumat, 13 September 2013

CONTOH MAKALAH EPIDEMIOLOGI DASAR, KESLING, SKM

MAKALAH
EPIDEMIOLOGI DASAR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SANRISE PRAMANA
NIM : 1111192570


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar  Belakan
Di dalam mengikuti perkuliahan Epidemiologi ada beberapa Bab pembahasan yang perlu diperhatikan diantaranya yang penting adalah pembahasan tentang Perkembangan Epidemiologi. Epidemiologi  sebagai suatu ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan itu dilaterbelakangi oleh beberapa hal :
  1. Tantangan zaman dimana terjadi perubahan masalah dan perubahan pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan dirinya untuk masalah penyakit infeksi dan wabah. Dewasa ini telah terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan epidemiologi tidak hanya dihadapkan dengan masalah penyakit semata tetapi hal-hal baik yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit, serta masalah kesehatan secara umum.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Pengetahuan kedokteran klinik berkembang begitu pesat disamping perkembangan ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik, administrasi dan ilmu perilaku. Perkembangan ilmu-ilmu ini juga membuat ilmu epidemiologi semakin berkembang.
Dengan demikian, terjadilah perubahan dan perkembangan dasar berpikir para ahli kesehatan masyarakat, khususnya epidemiologi dari masa ke masa sesuai dengan kondisi zaman dimana mereka berada.

B.  Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan epidemiologi, kegunaan epidemiologi , transisis epidemiologi,peristiwa epidemiologi , epidemiologi dalam kesehatan masyarakat. Dan  hal-hal apa saja harus diperhatikan oleh masyarakat dan juga oleh para tenaga kesehatan didalam mengaplikasikan ilmu kesehatannya sehari-hari di masyarakat agar tidak terjadi kesalahan ataupun meminimalisasi kesalahan-kesalahan prosedur.Untuk selanjutnya di dalam melakukan penyuluhan kesehatan oleh para lulusan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat agar dapat menjadi acuan yang berguna dikemudian hari.

BAB III
PEMBAHASAN

A.  Perkembangan Epidemiolog.
Pada awalnya masyarakat memandang penyakit terjadi karena adanya pengaruh roh jahat dan kekuatan supranatural. Lalu konsep ini berkembang, yang ditandai dengan adanya pemikiran-pemikiran dari Hipocrates - seorang ahli filsafat dan juga tabib Yunani (460-377 SM). Dalam bukunya , dia mengajukan konsep tentang hubungan penyakit dengan faktor tempat (geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan. Selain itu, Hipocrates juga menyebutkan teorinya bahwa tubuh manusia terdiri dari empat substansi yang disebut humours (cairan). Cairan tersebut yaitu darah, lendir, empedu kuning, dan empedu hitam. Jika terjadi ketidakseimbangan antara keempat substansi ini, maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit.

Selanjutnya muncul teori Gallen (melanjutkan teori Hipocrates) - dokter Romawi, lahir 130 M - yang melihat faktor kepribadian seseorang sebagai penentu rentan atau tidaknya terhadap penyakit. Contohnya, seseorang yang kelebihan empedu hitam akan bersifat melankonis, cenderung merasa sedih, depresi, dan badannya terlihat kurus.

Pada abad ke-14 dan 15 terjadi epidemik sampar, cacar, dan demam tifus di Eropa. Hal ini mendorong lahirnya teori Seminaria Contagium oleh Girilamo Fracastoro (1478 – 1553 M) yang menyebutkan bahwa penyakit ditularkan dari seorang pengidap kepada orang lain yang sehat melalui contagion (kontak). Terdapat tiga jenis contagion. Pertama, bentuk dasar yang ditularkan lewat kontak langsung. Kedua, ditularkan lewat perantara seperti pakaian, bahan kayu dan barang lainnya. Ketiga, ditularkan dari jarak jauh. Namun, dalam teori ini belum dapat dijelaskan mengapa kontak antara penderita dan orang sehat dapat menyebabkan penyakit, karena belum seorang pun dapat membuktikan atau melihat benda kecil penyebab penyakit.

Kemudian, sejak ditemukannya mikroskop oleh Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723), muncul teori jasad renik atau mikroorganisma (kuman). Kuman inilah yang dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Lalu pada abad 18 terjadi revolusi industri dan kapitalisme sehingga perkembangan ilmu pengetahuan termasuk epidemiologi berkembang dengan pesat. Namun di pihak lain, struktur sosial ekonomi yang baru membawa implikasi berupa letusan wabah infeksi usus, demam tifus dan tuberculosis di daerah kumuh perkotaan. Di Eropa pun juga muncul penyakit baru, seperti kolera dan demam kuning.

Munculah tokoh John Snow (1813-1858) - seorang dokter dan ahli anastesi – yang mulai mempelajari wabah kolera yang terjadi di daerah Square kota London. Dia melakukan pengamatan terhadap tiga perusahaan air minum di London (Lambeth, Southwark dan Vauxhall) dan menyimpulkan bahwa penyebab kolera bukan faktor udara, tetapi air minum yang dikonsumsi. Yang perlu dicatat di sini adalah bahwa John Snow dalam menganalisis masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap sebagai the Father of Field Epidemiology.

Pengaruh teori kuman sebagai agen penyakit begitu kuat sampai beberapa dasawarsa, dimana para peneliti berpikiran bahwa pengetahuan tentang mikroorganisma dapat dipakai untuk menjelaskan etiologi semua penyakit. Lalu pada tahun 1950, teori kuman yang berlebihan mendapat kritik. Hal ini karena tidak semua penyakit, yaitu berbagai penyakit kronik, disebabkan oleh kuman, seperti penyakit jantung dan kanker.

Epidemiologi modern berkembang tidak hanya berdasarkan teori kuman, tetapi juga teori-teori yang diangkat dari berbagai disiplin Ilmu: sosial, biomedik, kuantitatif (Kleinbaum et all, 1982).

1.    Epidemiologi, Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Epi = upon, pada atau tentang; demos = people, masyarakat, penduduk; logia = knowledge, ilmu. Epidemiologi berarti ilmu yang berhubungan tentang apa yang terjadi pada masyarakat atau penduduk.
Epidemiologi sendiri berasal dari dua asumsi yang berkembang. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor pencegah yang dapat diidentifikasi melalui penelitian secara sistematik pada berbagai populasi, tempat dan waktu.
Epidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari distribusi dan faktor-faktor diterminan frekuensi penyakit pada manusia (Mac Mahon & Pugh, 1970).
Epidemiologi adalah studi distribusi dan determinan kesehatan yang berhubungan dengan negara dan peristiwa dalam populasi, dan aplikasi penelitian ini untuk mengendalikan masalah kesehatan (Last, 1983).
Epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor penentu) masalah kesehatan untuk development (perencanaan) dari penanggulangan masalah kesehatan (M.N. Bustan, 2006).
Epidemiologi berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Perannya dalam memberikan informasi tentang distribusi, determinan dan frekuensi penyakit sangat mambantu dalam mengatasi masalah kesehatan. Terdapat 7 peran utama epidemiologi menurut Valanis, yaitu:
1.            Investigasi etiologi penyakit
2.            Identifikasi faktor penyakit
3.            Identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
4.            Melakukan diagnosis banding dan perencaan pengobatan
5.            Surveilan status kesehatan penduduk
6.            Diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanaan kesehatan
7.            Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat


Dalam perkembangannya, epidemiologi mengalami transisi atau perubahan, baik pada ditribusi maupun faktor-faktor penyebab terkait yang melahirkan masalah epidemiologi yang baru. Perubahan ini ditandai dengan menurunnya penyakit menular (infeksi)  dan meningkatnya penyakit tidak menular. Ada beberapa penyebab terjadinya transisi epidemiologi, seperti perkembangan demografi, ekonomi, dan era globalisasi terkait gaya hidup. Selain itu, transisi ini juga disebabkan karena berkembangnya teknologi medis, peningkatan taraf hidup, kelahiran yang terkontrol, peningkatan gizi, pengontrolan sanitasi dan vektor, serta perbaikan dalam gaya hidup. Sebagai contoh, peningkatan taraf hidup setiap orang menyebabkan semakin baik pola hidupnya, gizi tercukupi dan aktivitas yang dijalani lebih kompleks. Hal ini telah membuat umur harapan hidup mereka lebih panjang. Namun, seiring berjalannya waktu terjadi penurunan fungsi tubuh atau dapat juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup sehingga mereka terserang penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, penyakit jantung koroner, dan kanker.


2.    Penggunaan Epidemiologi
Fungsi utama epidemiologi:
-Menerangkan besarnya masalah serta penyebarannya.
-Menyiapkan data dan informasi untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program kesehatan
-Mengidentifikasi faktor yang menjadi penyebab masalah dan faktor yang berhubungan terjadinya masalah tersebut 
Penggunaan epidemiologi adalah tindakan terhadap penyakit pada suatu kelompok secara sistematis & logis:
  1. Penyelidikan terhadap lingkungan yang berkaitan degan penyakit dalam kelompok
  2. Mengamati sifat penyakit diantara kelompok2 hewan untuk mengetahui penyebab & faktor determinant penyakit
  3. Perencanaan & evaluasi terhadap pencegahan / pengendalian penyakit
  4. Mencari metode baru untuk penyidikan terhadap penyakit dan pengendaliannya
5.    Penanggulangan terhadap suatu penyakit
1. Sebagai diagnostic discipline
–        Clinical diagnosis
–        Pathology diagnosis
–        Epidemiology diagnosis
2 cara diagnosis epidemiologi
–        Intensive follow up
–        Surveillance
3.      Transisi Epidemiologi
Pada abad ke-19, penyakit yang banyak berkembang di masyarakat merupakan penyakit menular atau disebut penyakit infeksi. Yang menjadi penyebabnya merupakan mikroorganisme seperti bakteri, virus, maupun parasit. Cara penularannya dari suatu individu kepada individu lain dapat melalui media tertentu seperti udara (contohnya penyakit TBC dan infulenza), konsumsi makanan dan minuman yang kurang bersih pencuciannya (hepatitis dan typhoid/tifus), maupun dari jarum suntik dan transfusi darah (HIV AIDS, hepatitis).
Di Indonesia, meskipun masih banyak penyakit menular seperti TBC dan malaria menjadi penyebab kematian yang utama tetapi pada abad ke-20 tren penyakit mulai diambilalih oleh penyakit tidak menular, seperti stroke, serangan jantung dan kanker. Perubahan pola penyakit ini dikenal sebagai transisi epidemiologi.
Ada 3 Model Transisi Epidemiologi
         Model klasik, seperti yang terjadi di Eropa Barat
         Model di percepat, seperti yang terjadi di Jepang
         Model lambat, seperti yang terjadi di negara-negara berkembang.

4.Sejarah Epidemiologi dan Peristiwa Epidemiologi
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
       Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya. Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu. Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu kedokteran, epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.

Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu. Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang memperkenalkan bukunya tentang air,water and places, selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V. Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662 John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr mengembangkan analisis statistik, matematik dalam epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch, Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara lain:

1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit
4. Eksprimen pada manusia
Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen, yakni :
1.      Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.


1.      Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
2. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

         Peristiwa Epidemiologi
Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan. Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan—seperti influensa dan tuberkulosa. Berikut ini adalah beberapa contoh wabah besar yang pernah tercatat dalam sejarah:
  Pes
  Plague of Justinian ("wabah Justinian"), dimulai tahun 541, merupakan wabah pes bubonik yang pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan merebak sampai Konstantinopelpada musim semi tahun berikutnya, serta (menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000 orang setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah tersebut terus berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi manusia di Mediterania timur.
  The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir, pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah tersebut mencapai Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348 (mungkin oleh para pedagang Italia yang mengungsi dari perang di Crimea), dan menewaskan dua puluh juta orang Eropa dalam waktu enam tahun, yaitu seperempat dari seluruh populasi atau bahkan sampai separuh populasi di daerah perkotaan yang paling parah dijangkiti.
  Kolera
  pandemi pertama, 18161826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai keRepublik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
  Pandemi kedua (1829–1851) mencapai EropaLondon pada tahun 1832, Ontario Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan pesisirAA Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834.
  Pandemi ketiga (1852–1860) terutama menyerang Rusia, memakan korban lebih dari sejuta jiwa.
  Pandemi keempat (1863–1875) menyebar terutama di Eropa dan Afrika.
  Pandemi keenam (1899–1923) sedikit memengaruhi Eropa karena kemajuan kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara parah.
  Pandemi ketujuh dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut "kolera El Tor" (atau "Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada tahun 1963, Indiapada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun 1966.

BAB III
PENUTUP

.      A.  Kesimpulan
Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi
Manfaat dari mempelajari Epidemiologi :
a) Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
b) Dapat menerangkan penyebabab suatu masalah kesehatan.
c) Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
d) Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan

2. Saran dan Kritik
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon 
saran dankritik yang membangun.      
                                                                                           
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto,eko.2002. pengantar epidemiologi edisi 2.jakartawww.google.co.id
Bustan, M.N. 2006. Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
 Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006 Indan Entjang ( 1979 ). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni
Azrul Azwar ( 1999 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.
Bhisma Murti ( 2003 ). Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.



Menerima olah DATA SPSS utk Sekripsi Kesehatan dengan waktu yang cepat.
paling lama 2 hari. paling cepat 6 jam 
hub ; 085277011414
 

1 komentar: