Jumat, 13 September 2013

CONTOH TUGAS MAKALAH-MAKALAH METODE PENELITIAN-KESLING-SKM


MAKALAH
METODE PENELITIAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SANRISE PRAMANA
NIM : 1111192570


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia diberi oleh Allah akal yang berguna unuk berfikir. Berfikir adalah upayamanusia untuk memperbaiki dirinya baik dihadapan Allah maupun manusia , sebab denga proses berfikir mnusia akan cederung terlihat bijaksana dalam menyelesaikanmasalahnya.Keinginan untuk menjadi cerdas dari yang adalah wajar. Karena itu manusiaselalu ‘mencoba-coba’ apakah hal itu sesuai dengan pemikirannya atau tidak. Kita semuafaham bahwa sesungguhnya ,makanan bagi akal kita adalah sepiring akal dan segelasnasihat. Dengan itu, manusia akan selalu merasa ditinya ‘kan selalu dalam kebaikan.Demi menunjang ketercapaiannya itu, maka adakalanya kita butuh apa yangdisebut dengan
A.    penelitian
         Penelitian memiliki maksud untuk menjadi lantaran bagi jalankita dalam membuat suatu rancangan dasar bagi pemahaman kita. Kita tidak akanmengerti ataupun memahami jikalau kita tidak berusaha untuk meneliti masalah atau halitu. Penelitian memiliki bermacam-macam jenis seperti yang akan kami jelaskan. Semogaini tidak membosankan dan dapat membuka wawasan kita tentang penelitian tersebut.
B.Rumusan Masalah
1.  Sebutkan Jenis-jenis penelitian ?
2.  Bagaimana konsep penelitian menurut tujuannya ?
3.  Bagaimana konsep penelitian menurut pendekatannya ?
4.  Bagaimana konsep penelitian menurut bidang keilmuannya ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  APAKAH PENELITIAN ITU
Secara etimologi penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research berasal dari bahasa Perancis recherche. Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”.
Banyak para ahli telah mendefinisikan penelitian sesuai dengan pengetahuan dan bidang keilmuan mereka, salah satu yang cukup populer adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.
Berikut ini akan dikemukakan definisi lain dari beberapa ahli mengenai penelitian:
1.             Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut (Hilway, 1956).
2.             Suatu metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis (critical thinking). Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis. (Woody, 1927).
3.             Pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parson, 1946).
4.             Pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum (John, 1949).
5.             Percobaan yang hati-hati dan kritis untuk menemukan sesuatu yang baru (Nazir, 1988)
6.             Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu. (Depdiknas RI)
Dari definisi tersebut di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penelitian adalah suatu studi ilmiah yang dilakukan secara sistematis, kritis dan objektif untuk memecahkan permasalahan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi-definisi penelitian yang diungkapkan di atas menunjukkan penelitian yang menggunakan metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37)
·                Kritis dan analitis: artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·                Logis: artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
·                Testabiity: artinya penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan pengujian statistik yang menggunakan data yang dikumpulkan.
·                Obyektif: artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·                Konseptual dan Teoretis: artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·                Empiris: artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
·                Sistematis: artinya mengandung arti suatu prosedur yang cermat.
·                 
Suatu penelitian dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika memenuhi kriteria berikut :
·                Menyatakan tujuan secara jelas.
·                Rigor (kokoh): penelitian ilmiah menunjukkan proses penelitian yang dilakukan secara hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang tinggi. Basis teori dan rancangan penelitian yang baik akan menambah kekokohan dari penelitian ilmiah.
·                Menggunakan landasan teoretis dan metode pengujian data yang relevan.
·                Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan pengungkapan data.
·                Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
·                Memilih data dengan presisi sehingga hasilnya dapat dipercaya. Tidak ada penelitian yang sempurna dan ketepatannya tergantung pada keyakinan peneliti yang dapat diterima umum. Kesalahan pengukuran data dapat menyebabkan ketepatan penelitian menurun. Desain penelitian harus dilakukan dengan baik sehingga hasil penelitian dapat dekat dengan kenyataannya (precision) dengan tingkat probabilitas keyakinan (confidence) yang tinggi.
·                Menarik kesimpulan dilakukan secara obyektif. Hasil penelitian ilmiah akan memberikan hasil dan konklusi yang obyektif jika tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif peneliti.
·                Melaporkan hasilnya secara parsimony (simpel), yaitu penelitian ilmiah mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya.
·                Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil penelitian ilmiah mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang berbeda.
B.     Jenis – Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaantertentu.



Ciri ilmiah :
         Rasional
         Empiris
         Sistematis
Syarat data untuk penelitian :
         Valid (derajat ketepatan)
         Reliabel (derajat konsistensi/keajegan)
         Objektif (interpersonal agreement)
         Data yang valid maka reliabel dan objektif, tetapi tidak sebaliknya.
Data valid diperoleh dengan cara :
         Menggunakan instrumen penelitian yang valid.
         Mengunakan sumber data yang tepat dan cukup jumlahnya.
         Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat/benar 
Data reliabel diperoleh dengan cara :
1.        Menggunakan instrumen penelitian yang reliabel.Data objektif diperoleh dengan cara :
   Menggunakan sampel atau sumber data yang besar (jumlahnya mendekati populasi).Untuk memahami masalah jenis-jenis dan konsep dari penelitian , maka kami berikanrinciannya sebagai berikut:
A.Menurut Tujuan
1.    Penelitian Eksploratif Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang sebab-sebab dan hal-hal yangmempengaruhi terjadinya sesuatu.
2.    Penelitian PengembanganBertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu prototipe baru atau yang sudah adadalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga diperoleh hasil yang lebih produktif,efektif dan efisien.
3.    Penelitian Verifikatif Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu/ sebelumnya
B. Menurut Pendekatan
4.    Penelitian Longitudinal (Bujur)Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama terhadapsekelompok subjek penelitian tertentu (tetap) dan diamati/diukur terus menerus mengikuti masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
5.    Penelitian Cross-Sectional (Silang)Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi (silang) terhadap beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek  penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan dari tiap tahapan perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu kasus.

C. Menurut Bidang Ilmu
Secara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan ilmu-ilmuterapan.Termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan difakultas-fakultas MIPA (Mathematika, Fisika, Kimia, Geofosika), Biologi, dan Geografi.Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran,ilmuteknologi pertanian. Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebutsebagai “penelitian dasar” (basic research), sedangkan penelitian terapan (applied research)
menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan)dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik,misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan keteknikan(misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli teknik bangunantersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan budaya. Catatan: Suriasumantri menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai“penelitian murni” (penelitian yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika teori).Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologidikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karenasangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmuterapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri. Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar danterapan, produk-produk perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitianseperti ini disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation research).
          karena mengkaji danmengevaluasi produk-produk tersebut untuk menggali pengetahuan/teori “yang tidak terasa”melekat pada produk-produk tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah adasebelumnya).Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran,keolahragaan, dan sebagainya.
C.      TUJUAN PENELITIAN
Penelitian bisa memiliki dua tujuan yaitu:
1.    Untuk memecahkan permasalahan saat ini dalam lingkungan kerja disebut dengan riset terapan (applied research).  Perusahaan yang melakukan riset terapan biasanya akan membayar peneliti atau konsultan guna meneliti permasalahan yang mereka hadapi untuk memecahkan masalah.  Hasil-hasil riset terapan akan digunakan:
2.    Penelitian Evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang digunakan sebagai dasar pemilihan dari berbagai  alternatif tindakan untukpengambilan keputusan bisnis
3.    Penelitian dan Pengembangan (research and development) adalah penelitian yang digunakan untuk pengembangan produk baru atau pengembangan proses untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
4.    Penelitian aksi atau tindakan: bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan atau pendekatan baru dan memecahkan masalah tertentu
5.    Untuk memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan fokus yang diminati oleh peneliti disebut dengan riset dasar (basic research /fundamental research).  Riset ini ditujukan untuk memahami lebih jauh fenomena-fenomena yang terjadi dan bagaimana permasalahan dalam perusahaan-perusahaan dan industri tersebut dapat dipecahkan.  Riset tipe ini juga ditujukan untuk membangun teori.
6.    Penelitian Deduktif: tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesa melalui validasi teori atau pengujian applikasi teori pada keadaan tertentu
7.    Penelitian Induktif: bertujuan untuk mengembangkan teori atau hipotesa melalui pengungkapan fakta.  Penekanannya pada kebenaran dan realitas fakta.

D.      PENELITIAN ILMIAH
Penelitian ilmiah mempunyai tujuan untuk memecahkan permasalahan dengan cara bertahap, terorganisir, menggunakan metode yang kuat untuk mengidentifikasi problem, mengumpulkan data dan menganalisa data sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan yang valid.  Kerlinger mendefinisikan penelitian ilmiah adalah sebagai penyidikan yang sistematis, terkontrol , empiris dan kritis fenomena-fenomena alami, dengan dipandu teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang diduga terdapat antara fenomena-fenomena itu.


1.             Menyatakan tujuan secara Jelas
            Tujuan penelitian pada dasarnya adalah menjawab permasalahan atau pertanyaan    penelitian.  Perumusan masalah seringkali dinyatakan sebagai langkahpentu dalam  proses penelitian yang baik.
2.        Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan
Penelitian ilmiah menggunakan teori-teori yang kuat dan baik sebagai landasan untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian.  Penelitian ilmiah juga memerlukan penerapan metode pemilihan, pemgumpulan dan analisis data yang relevan untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian
3.    Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji kebenarannya dengan didasarkan atas telaah teori atau berdasarkan pengungkapan data
Penelitian ilmiah dapat mengembangkan hipotesis dengan pendekatan deduktif yaitu pengembangan hipotesis melalui telaah teoritis serta pendekatan induktif yaitu pengembangan hipotesis melalui pengumpulan fakta-fakta yang ada.
4.        Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi)
5.        Memilih data dengan presisi
Data yang dikumpulkan adalah benar-benar data yang representatif atau dapat mencerminkan kondisi yang sebenarnya
6.        Menarik kesimpulan secara objektif
Kesimpulan selalu didasarkan pada hasil analisis data yang objektif
7.        Menghasilkan penelitian yang memiliki kemampuan untuk digeneralisasi
Hasil penelitian dalam arti temuan  penelitian dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas
8.        Menjelaskan fenomena secara sederhana (parsimony) sehingga penelitian menjadi lebih terfokus
Laporan penelitian sebaiknya menjelaskan fenomena atau masalah penelitian secara sederhana dan terfokus atau parsimony.  Sederhana bukan berarti mengurangi penjelasan mengenai masalah dan tidak memperhatikan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi masalah tersebut, tetapi penjelasan yang terlalu berlebihan akan mengaburkan focus maslah dan argumentasi ilmiah yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian tersebut.




Sedangkan Davis (1993) menyatakan karakteristik suatu metode ilmiah sebagai berikut:
1.      Bersifat kritis & analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat dan benar untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah tersebut. 
2.      Bersifat Logic artinya adanya metode yang digunakan untuk memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional didasarkan pada bukti-bukti yang tersedia.
3.      Bersifat obyektif, artinya obyektivitas itu menghasilkan penyelidikan yang dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4.      Bersifat konseptual dan teoritis; oleh karena itu, untuk mengarahkan proses penelitian yang dijalankan, peneliti membutuhkan pengembangan konsep dan struktur teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
5.      Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada kenyataan / fakta di lapangan.
E.       Memilih Masalah Penelitian
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa bila kita akan melakukan penelitian, pertanyaan yang penama-tama harus dijawab adalah masalah apa yang layak untuk diteliti. Di bidang kesehatan atau kedokteran banyak masalah yang memerlukan penelitian, tetapi yang mana yang layak dilakukan penelitian? Untuk memilih masaiah yang layak dan relevan diteliti, di bawah ini akan diuraikan beberapa kriteria pemilihan masalah penelitian, antara lain:
1. Masih Baru
Pengertian ‘baru’ di sini maksudnya ialah masalah penelitian tersebut belum pernah diungkap atau dilakukan penelitian oleh orang lain. Dengan kata lain, masalah tersebut masih hangat-hangatnya di masyarakat. Hal ini penting agar tidak terjadi usaha yang sia-sia, karena sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Di sinilah perlunya banyak membaca literatur atau hasil-hasil publikasi penelitian lain atau diskusi dengan pihak-pihak lain. Tanpa banyak membaca, kita tidak tahu apakah masalah penelitian kita sudah dijawab oleh penelitian lain atau belum.
2. ­Aktual
Masaiah penelitian yang aktual di sini diartikan masalah tersebut benar-benar terjadi atau berlangsung di dalam masyarakat. Masalah penelitian tidak boleh mengawang atau tidak berpijak pada kenyataan masyarakat. Hal ini juga berarti bahwa masalah tersebut harus menjadi masalahnya masyarakat. bukan masalahnya peneliti. Untuk memperoleh masalah yang aktual ini, penulis harus banyak melakukan kunjungan lapangan, berdialog dengan masyarakat atau dengan ahli-ahli yang bersangkutan dengan. bidang yang akan diteiti.
3. Praktis
Suatu penelitian untuk kepentingan apa pun dan jenis penelitian apa pun selalu memerlukan sumber daya, baik tenaga. pikin dan waktu. Untuk itu masalah penelitian tersebut harus mempunyai nilai yang praktis; artinya, hasil penelitian harus dapat menunjang kegiatan praktis. Masalah yang tidak mempunyai kepentingan praktik tidak layak untuk diangkat menjadi masalah penelitian, sebab hanya merupakan suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya saja.
4. Memadai
Masalah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan menghasilkan penelitian yang jelas, dan juga akan memakan sumber daya yang besar. Sebaliknya masalah yang terlalu sempit akan menghasilkan sesuatu yang kurang berbobot. Oleh sebab itu masalah harus dibatasi. Disesuaikan dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia meskipun tidak terlalu sempit. Dengan kata lain, masalah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian tersebut harus memadai.
5. Sesuai dengan Kemampuan Peneliti
Seseorang yang akan melakukan penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di bidang yang akan ditelitinya. Apabila ia tidak mempunyai kemampuan-kemampuan tersebut barang tentu hasil penelitiannya kurang dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi ilmiah (akademis) maupun praktik yang akan meneliti di bidang kesehatan atau kedokteran, dengan sendirinya haris menguasai pengetahuan tentang kesehatan dan kedokteran.
6. Sesuai dengan Kebijakan Pemerintah.
Masalah-masalah yang bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang pemerintah, ataupun adat istiadat masyarakat, tidak dapat diangkat menjadi masalah penelitian. Sebab masalah-masalah ini di samping bertentangan dengan kebijaksanaan tersebut, juga dapat mengundang kekuatan sosial maupun politik yang dapat merintangi dan menghambat jalannya penelitian.
7. Ada yang mendukung
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa penelitian apa pun memerlukan biaya dan biaya ini biasanya dapat diperoleh dari instansi-intansi pendukung atau sponsor, baik swasta maupun pemerintah. Agar penelitian tersebut dapat dibiayai oleh sponsor, maka masalah yang dipilih harus disesuaikan dengan masalah yang dirasakan oleh para sponsor tersebut.
Kriteria-kriteria ini bukanlah kriteria untuk memilih topik penelitian, tetapi kriteria untuk memilih masalah yang akan dijadikan titik tolak untuk meneliti. Dengan dipilihnya masalah penelitian yang berdasarkan kriteria tersebut diharapkan akan menghasilkan kegiatan penelitian yang relevan dengan kebutuhan program di bidang yang bersangkutan.
F.     PENJELASAN RAGAM dan KONSEP PENELITIAN
G.    KEPEKAAN TERHADAP  MASALAH PENELITIAN
H.    Kepekaan terhadap masalah penelitian Dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:
1.        Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian.
Contoh: bidan yang bekerja di klinik akan lebih menyukai dan tertarik meneliti tentang kejadian yang sering dialami, misalnya: pemeriksaan kehamilan, persalinan, dll.
2.        Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka terhadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya.
Contoh: bidan yang selalu menolong persalinan, pasti dapat mengetahui lebih dalam tentang fisiologi dan patologi ibu bersalin. Sehingga dapat diidentifikasi masalahnya.
3.        Akademis
          Jenjang pendidikan berpengaruh terhadap terhadap kajian masalah yang diambil. Semakin tinggi jenjang pendidikannya maka semakin dalam kajian masalahnya.
4.      Kebutuhan dan Praktik Kehidupan Sehari-hari
          Dengan menaruh perhatian terhadap kebutuhan serta dari pengalaman kehidupan sehari-hari,dapat menimbulkan kepekaan akan masalah. Seseorang yang secara saksama memperhatikan kebersihan anaknya sendiri atau anak tetangganya, kebersihan lingkungannya dan sebagainya,akan membantu dalam melihat berbagai masalah kesehatan. Hal ini sudah barang tentu dapat meningkatkan kepekaannya terhadap masalah.
5.       Pengalaman lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya terhadap masalah di bidangnya.
Contoh: Bidan yang sudah bekerja selama puluhan tahun di klinik, pasti menemukan banyak kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan.
6.       Bahan bacaan atau kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan wawasan seseorang dan menambah pengetahuan sehingga pola berpikir kritisnya akan semakin berkembang.
7.      Diskusi ilmiah
Diskusi ilmiah juga dapat meningkatkan kepekaan terhadap persoalan yang ada.
Contoh: diskusi antara mahasiswi kebidanan dengan bidan berpengalaman atau dosen kebidanan sehingga dapat diperoleh masalah.
Seperti yang sudah disinggung di atas mengenai jenis-jenis penelitian :
          Kami sedikit akan mengulas konsep yang ada di dalamnya dan beberapa hal yang berkaitan denganya.
1.    Penelitian Eksplorasi
          Penelitian eksploratori (exploratory dalam istilah “lama” disebut penelitianeksploratif), merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian (kadang disebut puladengan desain penelitian). Pendekatan (desain) penelitian lainnya (selain eksploratori)adalah penelitian deskriptif, dan penelitian kausal.Penelitian eksploratori, menurutKotler, adalah “penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang
akanmembantu,upaya menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis antara lain :
          Sebagai contoh, seorang petugas pemasaran (peneliti) telah mendengar berita tentang adanya teknologi internet baru yang bisa membantu pihak-pihak yang berkompetisi di dunia pemasaran, tetapi si petugas pemasaran tersebut belum akrab (kenal, paham) benar dengan peralatan teknologi (Arikunto, S.)
2.    Objek penelitian eksploratori
          Istilah untuk menyebut sifat-keadaan topik/masalah penelitian eksploratori sepertidisebutkan di atas itu bermacam-macam, antara lain:
a     Topic is not wellunderstood (topicbelumdiketahui)
b.    She doesn’t know enough about (something yang bersangkutan/peneliti belum tahu benar mengenainya/sesuatu yangakan diteliti).
c.    persoalanatau masalah yang sedikit sekali atau bahkan tidak ada sama sekali hasil-hasil penelitianterdahulu yang bisa dijadikan rujukan mengenainya
d.    hardly anything is known about the matter at the outset of the project (sejak awal proyek penelitian hampir-hampir tiada sesuatu apapun yang diketahui mengenai masalahyang akan diteliti itu)
          Apabila yang menjadi tujuan utama penelitian adalahmemperoleh pengetahuan yang mendalam (misalnya "menemukan sesuatu yang belumdiketahui") mengenai sesuatu masalah/hal/objek penelitian, maka pendekatan penelitianeksploratorilah yang paling tepat digunakan].Dari beberapa penjelasan tersebut dapatlah dipahami bahwa apabila penelitian- penelitian “kuantitatif-positivistik yang bersifat “mengukur-ukur” dan “uji hipotesis”dimulai dari adanya sesuatu “masalah” (yang diidentifikasi lewat membaca literatur,membuka-buka dokumen–data statistik dsb, atau pengamatan selintas–lewat wawancaradsb), lalu membatasi masalah yang akan diteliti (salah satu atau beberapa dari sekianmasalah yang sudah teridentifikasi tersebut), kemudian dipertanyakan dipermasalahkan(kenapa, apa penyebab dsb) yang dirumuskan sebagai “rumusan masalah” (dalamkalimat tanya), penelitian eksploratif tidak mulai dengan langkah (desain) seperti itu.Penelitian eksploratif mulai dari “ketidaktahuan” akan sesuatu fenomena yang menarik untuk, atau perlu, diteliti.3. Langkah penelitian eksploratori konvensionalDi atas disebutkan bahwa ada perbedaan disain antara penelitian eksploratori dandeskriptif, yaitu dalam hal penelitian eksploratori tahapannya tidak sebaku seperti penelitian deskriptif. Namun demikian, agar tidak terlampau sulit memahaminya, Penulislebih suka membuat pilihan, bisa gunakan yang agak konvensional baku juga sepertiyang akan dipaparkan berikut.
          Langkah pertama, pada “latar belakang penelitian” dikemukakanlah mengenaiadanya sesuatu fenomena yang “menarik” (misalnya–dalam contoh di atas–adanya produk teknologi internet baru yang sangat penting untuk dunia pemasaran). Contoh laindalam pendidikan adalah adanya gerakan baru dalam manajemen sekolah (untuk saat inimisalnya adanya ISOnisasi, SBN-isasi, SBI-nisasi). Konsep atau ide tentang ISO, SBN,SBI mungkin bisa dirujuk dari literatur atau aturan/pedoman tertentu. Pelaksanaannya dilapangan seperti apa, itu yang benar-benar belum ada rujukan tentangnya. Ini sebagaicontoh, dalam kenyataan sekarang tentu sudah ada beberapa penelitian tentangnya. Jadi,anggap ISO,SBN, SBI sebagai ide yang benar-benar baru.
          Selanjutnya, langkah kedua, dimuncul kanlah pertanyaanpenelitian”(permasalahan penelitian) yang dinyatakan sebagai “rumusan masalah” (dalam kalimattanya), misalnya, mengacu contoh di atas, “Seperti apakah sosok teknologi internet barutersebut dan seberapa besar tingkat kemanfaatannya untuk pelaksanaan pemasaran?”Atau, “Bagaimana sekolah melaksanakan upaya untuk mencapai standar sekolahnasional/internasional?” (Kasus SBN dan SBI). Atau “Bagaimana sekolah merancangdan mengelola program untuk memberikan layanan prima kepada para pemangkukepentingannya?” (Kasus: ISO).Pertanyaan penelitian tersebut hanya berkaitan dengan aspek “what” dan/atau“how” sesuatu yang diteliti (isu, problem) . Jadi, dengan kata lain, tidak mengenai “why”(sebab-akibat).Langkah berikutnya (berdasarkan langkah penelitian “baku”) adalah merumuskantujuan penelitian. Tentu saja tujuannya adalah “mengetahui (secaramendalam/”understand”) mengenai sesuatu (topik/masalah) tersebut, untuk kemudian“mendeskripsikannya”. Dengan kata lain, rumusannya boleh berupa “(untuk)mengetahui ….” atau “(untuk) mendeskripsikan …” “Untuk mengetahui” berdasar padaawal penelitian yang mulai dari “ketidaktahuan”, sementara “Untuk mendeskripsikan” berdasar pada nantinya hasil penelitian akan dilaporkan seperti apa (dalam ujud tipe pelaporan yang bagaimana).
          Langkah berikutnya, menelaah berbagai literatur (jika dipandang perlu–umumnya perlu) untuk mendapatkan gambaran umum mengenai sesuatu (objek penelitian)tersebut, terutama untuk mempertegas memperjelas “konsep-konsep” (istilah, sebutan)yang berkaitan dengan sesuatu tersebut. Misalnya mempertegas memperjelasmakna/pengertian/definisi sebutan (konsep) ISO/TQM, sekolah berstandar nasional/internasional, dan yang terkait dengannya.Langkah berikutnya menjelaskan bagaimana penelitian itu akan dilakukan(metode, prosedur, atau desain penelitian), yaitu penetapan sumber data/informasi(subjek/responden/narasumber penelitian), serta penggunaan teknik pengumpulan dananalisis data yang akan digunakan.Itu jika berupa proposal. Jika suda dilakukan diubah jadi bagaimana penelitian(dalam hal ini pengumpulan data) dilakukan.Langkah terakhir, jika sudah meneliti, adalah menganalisis data yang diperoleh.Ambil contoh permasalahan mengenai apa saja upaya yang dilakukan sekolah agar menjadi sekolah berstandar internasional. Data diperoleh dengan wawancara terhadapnarasumber. Informasi (data) dari narasumber (semua narasumber) itu diolah (samadengan analisis) menjadi simpulan umum apa saja upaya yang dilakukan. Tentu harusdikelompok-kelompokkan sesuai dengan temuan yang diperoleh. Misalnya mengenaiupaya menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan luar negeri, upaya membina(membentuk) komitmen seluruh wearga sekolah untuk menjadi SBI, upaya memperolehdana sumber dana, upaya meningkatkan profesionalisem staf sekolah, upaya memenuhi persyaratan fasilitas, upaya meningkatkan KBM/PBM, dan sebagainya

4. Langkah murni eksplorasi
          Penelitian eksploratori (eksploratif), sesuai dengan namanya, merupakan penelitian penggalian, menggali untuk menemukan (konsep atau masalah). Jadi, karena bersifat menggali (betul-betul mengeksplorasi), maka sebenarnya tidak ada langkah yang baku. Lakukan saja penggalian, lalu seleksi segala macam yang tergali itu, temukan bulir-bulir yang bernas, yang bermakna daripadanya.Ibaratkan seperti orang mencariemas. Gali saja pasir-pasir dan tanah, lalu ayak, dan buang yang bukan emas, ambil yangemas.Jika cara ini yang dilakukan, bisa jadi (andaikata berkenaan dengan mahasiswa),mahasiswa dan dosen pembimbingnya akan bingung karena di luar langkah-langkahkonvensional seperti dicontohkan di atas. Kan tidak semua dosen paham sepenuhnyametodologi penelitian. Sudah terbiasa dengan “pola kuantiatif positivistik” pula.Contoh:Sebuah yayasan pendidikan melakukan terobosan baru dalam pelaksanaan pendidikan.Murid-murid (yang disebut murid) tidak diberi pelajaran di kelas oleh guru yang berceramah. Murid diajak bermain-main dengan alam. Semua belajar dengan dan darialam. Berbahasa dengan alam, bermatematika dengan alam, berIPA dengan alam, berIPSdengan alam, berPKn dengan alam, berKertakes dengan alam, berolah raga dengan alam.Pokoknya segala macam materi “skolastik” (pelajaran sekolah) dipelajari di, dengan, danlewat alam. Tidak ada ceramah dari guru, tidak ada ulangan dan ujian. Lalu, apa ukurankeberhasilan “bersekolah”-nya? Bagaimana pula murid-murid itu belajar, dan bagaimanaguru mengajar?Kan sebetulnya tertemukan juga pola (langkah) penelitiannya, walau benar-benar akan eksploratif.Pertama, ada sekolah alam yang tidak sama dengan sekolah alam yang sudah ada.Itu latar belakangnya (ketidaksamaan dengan sekolah manapun).
          Kedua, dipertanyakan banyak hal (menurut ukuran konvensional sistem sekolah): pelajarannya apa saja, gurunya mengajar bagaimana, muridnya belajar bagaimana,evaluasinya bagaimana, sarana-prasarana apa saja, dan sebagainya. Itu permasalahan penelitian (rumusan msalah).Ketiga, mengapa diteliti? Apa tujuannya? Rumusannya: Mengetahui seluk beluk “sekolah alam” tersebut.Keempat, menelaaah literatur. Olah data, ceritera singkat gambaran umum, butir-butir pentingsaja, jangan semua hal dimasukkan (“reduksi” atau penyaringan data di kepala saja, tak usah diceriterakan data yang dibuang dan data yang dipakai). Kelompokkan menurutyang lazim ada sebagai komponen sistem pendidikan (gurunya, muridnya,kurikulumnya, sarana dan prasarananya, KBM-nya, dsb).Misal: Siapa saja yang menjadi guru (latar belakang pendidikan, bagaimana“dilatih” untuk belajar-mengajar di, dengan, dan lewat alam, bagaimanamengembangkan profesionalismenya sebagai pendidik, dsb). Siapa saja yang menjadimurid, dari kalangan orang tua yang seperti apa, bagaimana gairah belajarnya, bagaimana (seperti apa) pengetahuan yang dimilikinya, bagaimana daya nalarnya, bagaimana kemampuan “meneliti alam” yang dikuasainya, dsb. Dan aspek lainyadigambarkan seara ringkas, padat, mencakup, dan komunikatif.Contoh Penelitian Eksploratori (Eksploratif).
          Ketika isu sertifikasi profesi muncul ke permukaan, apa yang dimaksudkandengan sertifikasi itu saja masih diperdebatkan orang. Sebagian punya pemahamantertentu, sebagian lain punya pemahaman lain lagi. Siapa yang melakukan sertifikasi juga macam-macam pandangan, ada yang harus si empunya pendidikan akademik terkait,ada yang memandang itu bagian asosiasi profesi, ada yang memandang dilakukan bersama-sama. Itu yang muncul di media masa dan ceritera dari mulut ke mulut, ada yang berupa artikel ada pula berita para pejabat.
          Salah satu jabatan profesi adalah pustakawan. Menarik karenanya untuk digali(dieksplor) pemahaman pustakawan dan tenaga perpustakaan mengenainya. Itu yang sayalakukan sekian tahun yang lalu. Pustakawan yang dijadikan sampel sekedar memperoleh dari berbagai lembaga (UNY, IAIN/UIN Sunan Kalijaga, UII, dan beberapa sekolah). Tidak banyak,tapi cukup memberikan gambaran ragam pendapat mengenainya. Pertanyaan diajukan agak terstruktur lewat angket semi terbuka. Ada tambahan pendapat atau pandangan yang bolehdituliskan sebagai jawaban atau opini di luar yang dituliskan dalam angket. Laporannya(deskriptif, kuantitatif hitung-hitung persentase yang berpendapat begini begitu) jadilah sebagaimakalah seminar “Ilmu Pendidikan” di UPI Bandung.
Penelitian Pengembangan (developmental )
          Seiring dengan diberlakukannya kebijaksanaan otonomi daerah pada awal tahun2001, maka tuntutan akan penelitian yang hasilnya langsung dapatdimanfaatkan/diterapkan oleh masyarakat/daerah semakin terasa. Hal ini berkaitandengan sinyalemen yang menyatakan bahwa pada saat ini terdapat kesenjangan antara penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi (yang kebanyakan berorientasi pada penelitian dasar untuk mengembangkan teori), dengan kebutuhan masyarakat terhadap penelitian yang hasilnya langsung dapat dimanfaatkan
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, maka jenis penelitian pengembangan(research and development) merupakan jawaban yang tepat. Hal ini karena penelitian
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang (UNM).
          pengembangan bukanlah penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan teori,melainkan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk. Produk dalam kaitannya dengan pendidikan dan pembelajaran bisa berupakurikulum, model, sistem managemen, sistem pembelajaran, bahan/media pembelajarandan lain-lain. Dengan dihasilkannya berbagai produk pendidikan/ pembelajaran, maka pihak-pihak yang berkepentingan tinggal menerapkan produk produk tersebut dalamkegiatan pendidikan/pembelajaran.Untuk mengembangkan produk-produk pendidikan/pembelajaran, perlu ditempuhmelalui sebuah pendekatan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar produk-produk yangdihasilkan merupakan produk yang layak untuk dimanfaatkan dan benar-benar sesuaidengan kebutuhan
A.           Hakekat Penelitian Pengembangan
          Untuk lebih memahami hakekat dari jenis penelitian dan pengembangan (research anddevelopment) perlu dikemukakan tiga hal yang saling berkaitan dan berhubungan satusama lain dalam upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan/pembelajaran. Tiga hal tersebut adalah penelitian (research), evaluasi (evaluation), Dan pengembangan(development). Gephart menjelaskan tentang tiga hal tersebut bahwa proses penelitiantujuannya untuk menemukan/mengetahui sesuatu (need to know), proses evaluasi bertujuan untuk menentukan pilihan (need to choose), dan proses pengembangan bertujuan untuk menemukan suatu cara/metode yang effektif (need to do) Perlu penulisditambahkan di sini bahwa dalam evaluasi terkandung kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan informasi tentang sesuatu hal yang bersifat ilmiah, yang dapat dijadikandasar dalam pengambilan keputusan.Asim menjelaskan bahwa: “Kalau kita ingin membuat atau menemukan suatu teori,maka perlu melakukan penelitian, ingin mengetahui apakah sesuatu itu baik atau buruk, perlu melakukan evaluasi dan kalau ingin memproduksi atau memperbaiki sesuatu maka perlu melakukan penelitian pengembangan”.
          Setelah diperoleh gambaran tentang perbedaan ketiga hal tersebut, selanjutnya apa yangdimaksud dengan penelitian pengembangan. Borg and Gall memberikan batasan tentang penelitian pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan.
.         Pengertian yang hampir samadikemukakan oleh Asim bahwa penelitian pengembangan dalam pembelajaran adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yangdigunakan dalam proses pembelajaran
          Suhadi Ibnu memberikan pengertian tentang penelitian pengembangan sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkansuatu produk hard-ware atau soft-ware melalui prosedur yang khas yang biasanyadiawali dengan need assesment, atau analisis kebutuhan, dilanjutkan dengan proses pengembangan dan diakhiri dengan evaluasi
          Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian pengembangan di bidang pendidikan merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuanuntuk menghasilkan produk-produk untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran yangdiawali dengan analisis kebutuhan dilanjutkan dengan pengembangan produk, kemudian produk dievaluasi diakhiri dengan revisi dan penyebaran produk (disseminasi).
B.            Kegiatan-kegiatan Penting Dalam Penelitian dan Pengembangan
Dwiyogo mengemukakan tiga hal penting yang harus dilaksanakan dalam kegiatan penelitian pengembangan yaitu menganalisis kebutuhan, mengembangkan produk danmenguji coba produk .
          Pendapat ini sejalan dengan pendapat Ibnu , namun menurutAsim, ketiga langkah tersebut masih perlu dilengkapi langkah yang keempat, yaitudiseminasi (penyebaran) produk.
                Analisis Kebutuhan (Need Assesment)
          Analisis Kebutuhan (Need Assesment) merupakan langkah awal yang harusdilakukan dalam kegiatan penelitian di bidang pengembangan. Analisis tersebutdimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan guna mengatasimasalah yang ditemui dalam kegiatan pendidikan/pembelajaran. Dengan demikiandiharapkan produk yang dihasilkan benar-benar produk yang sesuai dengan kebutuhan(based on need).Kaufman menjelaskan bahwa kebutuhan pada hakekatnya merupakankesenjangan (gap) antara keadaan yang seharusnya (ideal) dengan kenyataan yang ada.Sebagai contoh untuk menyiapkan peserta didik yang lulusannya siap bersaing di arenaglobal setiap sekolah di Indonesia seharusnya diberikan fasilitas untuk bisa akses keinternet.Sedangkan kenyataanya baru sekolah di kota-kota besar saja yang dilengkapifasilitas internet. Dengan demikian fasilitas untuk bisa akses ke internet merupakankebutuhan (need) bagi setiap sekolah di Indonesia. Kebutuhan dalam konteks pendidikan/pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam yaitu kebutuhan yang langsungdirasakan oleh peserta didik, kebutuhan yang dirasakan oleh pihak-pihak lain (misalnya para pakar bidang pendidikan dan pembelajaran, para guru, pemerintah, masyarakat danlain-lain), dan kebutuhan yang ingin diterapkan karena adanya sumber-sumber  pendukung setempat.
          Namun demikian kebutuhan bisa juga merupakan perpaduan dariketiga hal tersebut. Oleh karena itu dalam pengumpulan data untuk kepentingan analisiskebutuhan di samping meminta masukan secara langsung dari calon peserta didik yangakan menjadi sasaran, juga perlu meminta masukan dari pihak-pihak lain yang berkepentingan dengannya. Sebagai contoh ketika Pustekkom melakukan studi tentanganalisis kebutuhan Diklat bagi guru-guru SD melalui Siaran Radio Pendidikan (Diklat-SRP), di samping meminta masukan langsung dari para guru yang bersangkutan jugameminta masukan dari pemerintah (Direktur Ditgutentis, Direktur Ditdikdas, ParaKepala Bidang Dikdasgu) para pakar/pengamat bidang pendidikan, para kepala SD, serta para tokoh PGRI.
          Contoh lainnya, ketika banyak terlihat adanya fenomena kemerosotan moral dikalangan warga masyarakat seperti narkoba, perampokan, pemerkosaan, tawuran antar  pelajar, perkelahaian antara warga, pertikaian antar etnis dan lain-lain maka pemerintah(Depdiknas) dan para pakar pendidikan/pembelajaran merasakan adanya suatukebutuhan akan bentuk/ model pendidikan moral (budi pekerti) yang cukup menarik efektif dan efisien.
          Mengembangkan Produk Pada langkah ini, produk yang akan dimanfaatkan dalam kegiatan pendidikan/pembelajaran harus dikembangkan lebih dahulu. Untuk mengembangkan produk tersebut diperlukan keterlibatan dari berbagai pakar. Sebagai contoh bila kitaingin mengembangkan program-program pendidikan Budi Pekerti bagi anak-anak usiaSD melalui TV, diperlukan keterlibatan banyak pakar seperti pakar pendidikan, pakar media pembelajaran, psikolog, pakar komunikasi, ahli ceritera anak-anak, para praktisi produksi media televisi dan lain-lain, agar program tersebut menarik untuk ditonton dansekaligus pesan moralnya dapat diserap oleh pemirsanya. Tentu hal ini akanmembutuhkan kemampuan managerial yang cukup tinggi serta biaya yang tidak sedikit,namun jika kita mengingat akan dampak (jangka panjang) yang akan ditimbulkan yaitu pembentukan kharakter dan perbaikan moral bangsa (nation and character building) ,tentu hal ini tidaklah mahal. Di samping itu mengingat kemampuan media televisi yangsangat luar biasa dalam mempengaruhi sikap dan perilaku pemirsanya dan dalam waktuyang bersamaan dapat ditonton oleh sejumlah orang yang tidak terbatas jumlahnya, makahal tersebut secara teoritis menjadi tidak mahal, bahkan boleh dikatakan sangat murah.
       Ujicoba Produk Produk
          pendidikan/pembelajaran yang telah dihasilkan sebelum dimanfaatkansecara massal perlu dievaluasi terlebih dahulu yaitu dengan diujicobakan. Ujicoba inidimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan maupun koreksi tentang produk yang telah dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan dan koreksi tersebut, produk tersebutdirevisi/diperbaiki.
          kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti kebenarannya, maka berati hipotesis nolyang diterima. Dengan telah diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut masih harusdiberi interprestasi atau pemaknaan.Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih bersifat faktual, untuk ituselanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan.Dalam penelitian dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akanterbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka kemungkinan pembahasanmenjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasanmenjadi sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis penelitian. Akhirnyadalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Jangansampai antara masalah penelitian, tujuan peneltian, landasan teori, data, analisis data dankesimpulan tidak ada runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah memilikikonsistensi dalam alur penelitiannya.Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan difokuskan pada tiga jeniskarya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas.Dalam kaitannya dengan penilaian angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, makasalah satu kriteria karya tulis ilmiah adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten 
          Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus asli buatan sendiri (bukan dibuatorang lain), perlu atau bermanfaat untuk pengembangan profesi guru, ilmiah dalam artisesuai kaidah keilmuan dan penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal bidang yang diteliti,yang diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang bersangkutan.
          Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai kemanfaatanadalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya yang dilakukan oleh guruuntuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian, jenis karya tulis ilmiah yangsesuai dengan kriteria tersebut adalah jenis penelitian tindakan kelas dan penelitianeksperimen. Dengan demikian meskipun jenis penelitian deskriptif diperbolehkan, namuntetap harus memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi, misalnya (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit) : Hubungan Antara KondisiEkonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa, Kaitan antara Kurikulum denganMotivasi Belajar Siswa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa,dan sejenisnya. Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah,tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi yang diangkat sebaiknya tetap berupadeskripsi atau telaah tentang tindakan yang dilakukan atau upaya yang telah dilakukan olehguru (si penulis sendiri) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sinidikutip pendapat Suhardjono dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak memenuhi persyaratan dalam hal kemanfaatan:”
(a)   Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan permasalahanyang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis.
(b)        Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan/pengembangan profesinya.
(c)   Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan hal yang mengulang-ulang.”Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar meyakinkan bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilampirkan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen (pedoman wawancara, pedoman observasi,angket, test hasil relajar dll), contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian, print-outanalisis, daftar hadir, ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.
7.  Penelitian Ekonomi
          Sebenarnya dalam perekonomian yang ada, Indonesia telah memenuhi kriteriayang telah menjadi pedoman dalam penulisan hasil penelitian. Penelitian dalam bidangekonomi sebanarnya sama denhan penelitian pada bidang ilmu yang lainnya seperti pendidikan yang mengacu pada sains, dan pada ekonomi ini di bidang akuntasi dan gradulate management yang mana kita diajarkan bagaimana mengatur dan mengelolatingkatan dalam akuntan dan perbankan.Pada masa sekarang , ekonomi di Indonesia telah maju dan memiliki beragamcara,kita pernah bahkan faham tentang ekonomi syari’ah yang berpegang teguh padaajaran – ajaran Islam (fiqh muamalah). Walaupun demikian ,Negara kita bukanlah Negara Islam sehingga masih bergantung pada sistem Negara yaitu pada hal ini Bank Indonesia.Penelitian yang digunakan biasannya pada masalah harga pasar , pemasaran ,saham , suku bunga , inflasi dan lainnya. Permasalahan seperti ini ,maka perlu dikajilebih dalam dengan penelitian . Bagaimana prosedur dari penellitian ini? Sama halnyadengan penelitian pendidikan, yang membedakan adalah pada objeknya yaitu: nominal and value.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
          Masalah adalah titik tolak dari setiap kegiatan penelitian,sebab bagi seorang peneliti ’masalah’ merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Secara umum pengertian masalah adalah kesenjangan yang terjadi antara harapan dengan kanyataan. Sedangkan dalam penelitian, masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaannya dan yang sejenis dengan itu.
          Dalam bidang kesehatan atau kedokteran,masalah tersebut sangat banyak dan kompleks,dan bahkan tidak terbatas. Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak,tetapi belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian. Untuk dapat mengangkat masalah-masalah kesehatan tersebut menjadi masalah penelitian diperlukan kepekaan penelitian.
          Dalam melakukan penelitian,pertanyaan yang pertama-tama harus dijawab adalah memilih masalah apa yang layak untuk diteliti. Dan membedakan antara pernyataan masalah penelitian (problem statement) dan pertanyaan penelitian (research question).
          Jenis-jenis penelitian sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar keilmuan yang dimiliki oleh para pakar dalam memberikan klasifikasi akan jenis penelitian yangdiungkapkan. Namun demikian, jenis penelitian secara umum dapat digolongkan sebagaimana yang akandipaparkan berikut ini.
       Jenis Penelitian Menurut Tujuan
     Jenis penelitian menurut tujuan terdiri dari:
a.    Penelitian Eksploratif 
          Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatuyang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan penyakittertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya.
b.    Penelitian Pengembangan
     Jenis penelitian pengembangan bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu pengetahuan.Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
c.    Penelitian Verifikatif 
          Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena. Misalnya saja,masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan mampu mengobati penyakit mata dan kulit.Fenomena ini harus dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut mengandungzat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.

       Jenis Penelitian Menurut Waktua)Penelitian Longitudinal
          Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri: waktu penelitian lama,memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dandipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini secara umum bertujuanuntuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu. Jenis penelitian ini sering digunakan pada penelitian lingkupEpidemiologi dengan beberapa rancangan yang khas, seperti kohort, cross-sectional, dan kasus kontrol.
a.    Kohort
          Penelitian kohort sering juga disebut penelitian Follow up atau penelitian insidensi, yang dimulaidengan sekelompok orang (kohor) yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub-kelompok tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome
          Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab penyakit dan pengukurannyayang paling langsung tentang resiko timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohort adalah:a. dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan. b.melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam kelompok studi amatan.c.dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dari masing-masing kelompok studi.d.peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan tidak dengan sengajamengalokasikan paparan.Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu, maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti maumengadakan penelitian.Rancangan penelitian kohort prospektif, jika paparan sedang atau akan berlangsung, pada saat penelitian memulai penelitiannya. Rancangan kohort retrospektif, jika paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. Jenis penelitian ini sering disebut sebagai penelitian prospektif historik.
b)  Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
          Penelitian lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi penyakit. Oleh karena ituseringkali disebut sebagai penelitian prevalensi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak padaindividu dari populasi tunggal pada satu saat atau periode tertentu.Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di bidang pelayanan kesehatandari populasi tersebut. Instrumen yang sering digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui:survei, wawancara, dan isian kuisioner.
   Jenis Penelitian Menurut Bidang Ilmu
-     Pendidikanii.
-     Ekonomi
B.    SARAN
          Dalam melakukan suatu kegiatan penelitian hendaknya terlebih dahulu melihat apa yang menjadi masalah dari penelitian tersebut

1 komentar: