MAKALAH
PENCEMARAN LINGKUNGAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SANRISE PRAMANA
NIM : 1111192570
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Latar
belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh dosen pengajar. Makalh ini membahas tentang Pemanasan global
atau global warming. Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan yang
sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik
terang dalam penanggulangannya. Disini penulis berusaha menerangkan materi yang
dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan
diperbincangkan.
Pemanasan global merupakan peningkatan
suhu rata-rata di bumi. Seperti, peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan
daratan bumi. Pemanasan global disebabkan oleh efek gas-gas rumah kaca yang
dihasilkan oleh aktifitas manusia.
Karena adanya
pemanasan global suhu di planet bumi menjadi semakin panas, makin banyaknya
bencan alam dan berbagai fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak
terkendali.
Kehidupan manusia tidak bisa
dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan social.
Kita bernafas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum,
menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Namun
dalam pemanfaatan alam, terkadang manusia tidak memperhatikan yang akan
ditimbulkan atau ceroboh dalam pemanfaatan lingkungannya. Sehingga mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan atau pencemaran lingkungan dan akhirnya
berdampak pada manusia itu sendiri, yakni mengancam kelestarian makhluk hidup
di dalamnya termasuk manusia. Dengan kejadian tersebut, timbullah pemikiran
manusia untuk melestarikan lingkungan tempat tinggalnya demi kelangsungan hidup
generasi berikutnya. Sehubungan dengan pencemaran lingkungan inilah sehinggah
penyusun akan membahas materi ini.
Pengertian dari pemanasan global itu
sendiri adalah meningkatnya temperatur rata-rata bumi sebagai akibat dari
akumulasi panas di atmosfer yang disebabkan oleh Efek Rumah Kaca. Panas dari
bumi yang seharusnya dipantulkan lagi ke angkasa, tertahan oleh gas-gas rumah
kaca yang terkandung dalam atmosfer. Gas tersebut antara lain adalah karbon dioksida
dan metana. Faktor utama penyebab makin meningkatnya gas-gas tersebut adalah
perkembangan teknologi yang tidak ramah lingkungan. Kebutuhan manusia terus
bertambah. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut dengan cepat dan efesien,
dibutuhkan industri-industri besar. Memang hasilnya bagi manusia sangat
menguntungkan, tapi limbah hasil keluaran pabrik itu yang sangat tidak berpihak
pada alam. Air, Udara, dan tanah akan tercemar jika tidak ditangani dengan
sistem penanggulangan yang berwawasan lingkungan. Meningkatnya jumlah kendaraan
berbahan bakar fosil juga akan ikut mempercepat pemanasan global. Asap hasil
emisi kendaraan bermotor yang tidak sempurna mengandung karbon dioksida dan
karbon monoksida. Dua jenis material tersebut tidak sanggup diserap seluruhnya
oleh tumbuhan yang jumlahnya semakin berkurang. Dampak yang diakibatkan oleh
pemanasan global hampir semuanya negatif. Mungkin ada beberapa dampak positif
dari fenomena ini, tapi yang akan kita bahas hanyalah dampak negatifnya.Secara
tidak langsung, pemanasan global ini berpengaruh pada cuaca yang tidak menentu.
Suhu rata-rata permukaan bumi meningkat secara bertahap. Dari naiknya suhu
rata-rata tersebut, tingginya permukaan air laut juga berpengaruh. Pemanasan
yang berpusat di belahan utara bumi,menyebabkan es di kutub utara mencair.
Dengan cairnya es tersebut, debit air laut akan bertambah dan menyebabkan
pulau-pulau rendah akan tenggelam dan hilang. Hasil pertanian pun tidak luput
dari pengaruh pemanasan global. Hujan atau kemarau yang terlalu panjang,
menyebabkan sering terjadi banjir atau kekeringan parah. Pertumbuhan tanaman
akan terganggu yang pada akhirnya juga akan mengurangi hasil panenan.
Dalam laporan Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) 2007, dapat dilihat dampak pemanasan global yang akan
terjadi per 1 derajat Celcius kenaikan rata-rata suhu dunia dalam rentang
kenaikan 1-5 derajat Celcius. Berdasarkan data ini, antara 1970 hingga 2004,
diIndonesia telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2-1 derajat
Celcius yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pangan sehingga bisa
meningkatkan risiko bencana kelaparan, peningkatan kerusakan pesisir akibat
banjir dan badai, peningkatan kasus gizi buruk dan diare, serta perubahan pola
distribusi hewan dan serangga sebagai vektor penyakit. Dari segi kesehatan,
para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yang terkena penyakitatau
meninggal karena stress udara panas. Wabah penyakit yang biasa ditemukan di
daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa
penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah
yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk dunia
tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa parasit
malaria. Persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika temperatur
meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar seperti
malaria, demam berdarah dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para ilmuan
juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena
udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari.
1.2.
Identifikasi Masalah
Timbulnya masalah pemanasan global
yang merupakan masalah lingkungan ini telah menimbulkan berbagai macam
pertanyaan, yaitu penyebab, keberadaan dan dampak yang diakibatkan dari
pemanasan global tersebut. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah pemanasan
global ini dapat diuraikan dalam beberapa bagian :
1. pengertian
global warming?
2. penyebab
global warming?
Pemanasan global
ini mengakibatkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif. Tanpa
adanya pemanasan global, tidak akan ada kehidupan di dunia karena suhu di bumi
yang rendah dan manusia tidak akan bisa hidup dalam kondisi suhu yang rendah.
Pemanasan global telah meningkatkan suhu bumi sampai suhu rata-ratanya mencapai
60o Fahrenheit. Namun, pemanasan global menjadi permasalahan dan masih menjadi
perdebatan ketika konsentrasi gas efek rumah kaca dalam atmosfer mengalami
peningkatan.
1.3. Pembatasan
Masalah
1.4. Tujuan
Penelitian
Tujuan secara umum dari diadakannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanasan global ini telah
terjadi dan penyebabnya. Semua ini masih menjadi pertanyaan bagi manusia karena
sampai sekarang masih belum mendapatkan penyebab yang pasti dari pemanasan
global ini dan manusia juga ingin mencari kebenaran mengenai efek dari
pemanasan global yang akan dialami oleh manusia atau makhluk hidup serta dampak
bagi lingkungan. Jika pemanasan global ini terjadi, maka efek yang ditimbulkan
bukan hanya dialami oleh manusia saja tetapi juga semua makhluk hidup di
sekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan kekeringan,
dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh
hewan dan tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi layu karena kekurangan air dan
sebagainya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini diharapkan agar manusia
mengurangi aktifitas yang dapat menyebabkanterjadinya pemanasan global seperti
mengadakan kegiatan rumah kaca, pembakaran zat-zat yang dapat menyebabkan suhu
di permukaan bumi meningkat, dan lain-lain.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat-manfaat yang dapat kita
peroleh dari penelitian pemanasan global ini adalah:
•
Untuk mengetahui secara jelas apa pemanasan global itu.
• Untuk mengetahui
penyebab terjadinya pemanasan global.
• Untuk mengetahui dampak secara umum
yang akan dialami oleh manusia sendiri maupun makhluk hidup dan lingkungan di
sekitarnya.
• Untuk mengetahui efek yang akan
dialami apabila terjadi perubahan iklim akibat dari pemanasan global.
• Untuk dapat mengetahui apa yang dapat
dilakukan oleh manusia untuk dapat mencegah lebih lanjut pemanasan global
tersebut.
1.6. Metode
Penelitian
Pengumpulan data sangat penting dan
dibutuhkan dalam pembuatan karya tulis. Karena tanpa adanya data-data yang
lengkap tentang pemanasan global, kami tentunya tidak akan bisa membuat karya
tulis ini.
Untuk dapat
mengumpulkan data dan informasi tentang pemanasan global, kami menggunakan satu
cara yaitu :
a.
Melalui internet
Internet merupakan salah satu
fasilitas mendunia yang dapat menampilkan informasi dan data-data yang akurat
tentang pemanasan global. Dalam pembuatan karya tulis ini kami memilih cara
melalui internet, karena lebih mudah dan cepat informasinya pun dapat dipercaya
untuk lebih memperjelas sumber data tentang pemanasan global.
1.7. Kegunaan
Penelitian
Dengan adanya karya tulis ini, kami
dapat lebih mengenal luas tentang keadaan ala mini akibat adanya pemanasan
global. Selain itu juga karya tulis ini mendorong kami untuk lebih berfikir
aktif secara luas dan positif. Serta menjadi motivasi sebagai penerus bangsa
supaya tetap menjaga keutuhan alam tercinta, yaitu planet bumi.
1.8. Sistematika
Penulisan
Karya tulis ini
disusun sesuai dengan sistematika pembahasan dengan perincian susunannya sebgai
berikut :
II. PEMBAHASAN
Pengertian
Pemanasan Global
Penyebab
Pemanasan Global
Dampak terhadap
alam
Dampak terhadap
sosial dan politik
Pengendalian
Pemanasan Global
III. PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. GLOBAL WARMING
Pemanasan global adalah suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfir, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata
global pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 + 0,180C (1,33 + 0,320F) selama
ratusan terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa “Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
ke 20. Kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini
telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik termasuk semua
akademik sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terbanyak
beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan
IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh Proyek IPCC meunjukan suhu
permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,40C (2,0 – 11,50F) antara tahun
2020 dan 2140.
Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengeani emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang. Serta model-model
sensitifitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagaian besar penelitian terfokus
pada periode sehingga tahun 2000. Pemanasan dan kenaikan muka air laut
diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun. Walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca tidak stabil ini mencerminkan besarnya kapasitas
kalor lautan.
Meningkatnya
suhu global diperkitakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti
naiknyapermukaan air laut, meningkatnya intensitas cuaca yang ekstrim serta
perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akiabat-akibat pemanasan global yang
laina adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Pemanasan global
/ Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer,
laut dan daratan Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya
intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya
hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Sebagian
besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan
bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan
gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan
fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi
aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi :
(a) gangguan
terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai,
(b)
gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan
dan bandara
(c) gangguan
terhadap permukiman penduduk,
(d) pengurangan
produktivitas lahan pertanian,
(e)
peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb). Dalam makalah ini, fokus
diberikan pada antisipasi terhadap dua dampak pemanasan global, yakni :
kenaikan muka air laut (sea level rise) dan banjir.
Terjadi
dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban
manusia Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang,
manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang
dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum,
neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama
perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan
agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha
menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan
untuk
menjaga
kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah
mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada
bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun
mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun
mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun
negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah adalah dampaknya bagi
lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang
dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan
pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian
terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah
mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat
tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya. Para ahli lingkungan telah
menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara
global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat
ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut
sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah
lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang
menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju
perkembangan perindustrian.
Para
ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia. Dampak-dampaknya diantaranya :
1. Iklim Mulai Tidak Stabil
Para
ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah
lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.
Daerah
hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan
karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih
banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam
seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air
akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi
lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin
dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya
dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang
terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca
menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
2. Peningkatan permukaan laut
Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih
memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan
tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan
100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen
daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit
pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat
air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana
yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara
miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.Bahkan sedikit
kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan
50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan
daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar
dari Florida Everglades.
Stasiun
cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran
temperatur akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan
kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak
1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh
dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang
lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan.
Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya
permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20,
tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi
setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998
menjadi yang paling panas.
Dalam
laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat
Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan
tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah gas-gas rumah
kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
IPCC
panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak
bertambah lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode
tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan
tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu
menyerapnya kembali.
Jika
emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi
karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal
abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri. Akibatnya, akan terjadi
perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim
ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi
masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.
2.1.1.
PENYEBAB TERJADINYA GLOBAL WARMING
A. Efek Rumah Kaca
Pemanasan
global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomenapeningkatan temperatur
global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse
effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas. Berbagai literatur
menunjukkan kenaikan temperatur global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada
kisaran 1,5–40 Celcius pada akhir abad 21. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah
gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi
akibatnya.
B. Variasi Matahari
Terdapat
hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan
saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer
sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer
bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan
terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini.
(Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi
penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi
Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa praindustri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan
sejak tahun 1950.
C. Dampak Global Warming
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim cuaca, tinggi permukaan air
laut, hilangnya pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utaradari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerahdaerahlain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan
akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerahdaerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi
salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan
lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena
lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin
apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan
yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah
kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akanmembentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya mataharikembali ke angkasa luar, di
mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan.Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat
Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telahmeningkat sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebihsering.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa
daeraakan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih
kencang danmungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang
memperolehkekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan
denganpemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi.Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim. Tinggi
Permukaan LautPerubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan
lingkungan yang stabilsecara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan
permukaan lautan juga akanmenghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaanlaut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di
kutub, terutama sekitar Greenland,yang lebih memperbanyak volume air di laut.
Tinggi muka laut di seluruh dunia telahmeningkat 10-25 cm (4 - 10 inchi) selama
abad ke-20, dan para ilmuan IPCCmemprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm
(4 - 35 inchi) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan sangat
mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan
menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5% daerah Bangladesh, dan banyak
pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika
tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di
daratan.Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungidaerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukanevakuasi dari daerah pantai. Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut
akan sangatmempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan
menenggelamkanseparuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawarawa baru
juga akanterbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikanmuka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida
Everglades. Selain itu dengan adanya pemanasan global suhu permukaan air laut
menjadi lebihhangat, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekosistem laut seperti
batu karang yangmenjadi putih. Pada proses ini karangkarang melepaskas ganggang
yang memberikan warna dan makanan pada karang, sehingga karang menjadi putih
dan mati. Peningkatan suhu air juga membantu menyebarkan penyakit-penyakit yang
sangat mempengaruhi kehidupan mahkluk-mahkluk di dalam laut. Pertanian Orang
mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebihbanyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapatempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungandari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di
lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika
mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi
dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju)
musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum
puncak bulanbulan masa tanam.Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yanglebih hebat. Hewan dan Tumbuhan. Hewan dan tumbuhan
menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian
besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung
untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
Beberapa spesies sangat sulit untuk dapat bertahan di habitatnya sekarang.
Beberapa tanaman bunga tidak dapat berbunga tanpa mengalami musim dingin yang
benar-benar dingin. Dan kegiatan manusia telah mempersulit tumbuhan dan
binatang untuk mencapai habitat barunya bahkan tidak memungkinkan bagi tumbuhan
dan binatang untuk mencari habitat baru. Kesehatan Manusia.Di dunia yang
hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang yangterkena penyakit
atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasaditemukan di
daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa
penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah kedaerah
yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk
duniatinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk pembawa
parasit malaria;persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika
temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar
seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para
ilmuan juga memprediksimeningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan
karena udara yang lebih hangatakan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk
sari. Penderita kanker kulit jugameningkat. Gelombang panas yang terus menerus
dapat menyebabkan penyakit dankematian. Banjir dan kekeringan meningkatkan
kelaparan dan kekurang gizi. Gejalayang sangat jelas terlihat dari pemanasan
global adalah berubahnya iklim. Contohnya,hujan deras masih sering datang meski
sudah memasuki bulan yang seharusnya sudahterhitung musim kemarau. Menurut
perkiraan, dalam 30 tahun terakhir pergantian musim kemarau ke musim penghujan
terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih nyaris sebulan dari keadaan
normal.Serangkaian bencana alam yang terjadi beberapa tahun terakhir ini
seperti banjir, kebakaran hutan, longsor, kekeringan, erosi besar-besaran
semuanya berhubungan dengan parahnya keadaan hutan kita.Kebakaran hutan yang
disebabkan oleh konsesi dan perkebunan telah menobatkan Indonesia sebagai
negara pengemisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia,” Indonesia pantas
malu karena telah menjadi negara terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas
rumah kaca dari kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut yang diubah menjadi
pemukiman atau hutan industri. Jika kita tidak bisa menyelamatkan hutan mulai
dari sekarang, diperkirakan 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis, 10 tahun
lagi hutan Kalimantan yang habis, dan 15 tahun lagi seluruh hutan di
Indonesiatidak akan tersisa dan disaat itulah kita semua tidak bisa lagi
menghirup udara bersih.
b. Dampak Terhadap Alam
a.
Iklim
Mulai Tidak Stabil
Selama
pemanasan global, daerah bagian utama dari belahan bumi utara akan memanas
lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es akan mencair Musim
tnam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cendrung meningkat. Daerah hangat akan menjadi lembab karena lebih banayak
air yang menguap dari lautan. Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan cuaca
hujan. Badai akan menjadi lebih sering, air akan lebih cepat menguap dari tanah
yang akan dapat mengakibatkan beberapa daerah menjadi kering. Selain itu juga,
angin akan bertiup kencang dan cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih
ekstrim.
b.
Peningkatan
Permukan Laut
Ketika
atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut juga akan menghangat, sehingga
volumenya akan membesar dan menaikan permukaan laut. Tinggi permukaan laut
diseluruh dunia telah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) selama abad ke 20 dan
ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) pada abad
ke 21. Perubahan tinggi laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai dan dapat menenggewlamkan beberapa negara.
c.
Suhu
Global Cendrung Meningkat
Bagian
selatan kanada, sebagai contoh mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Dilain pihak, lahan
pertanian ropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat
tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung
yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak musim
bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat.
d.
Gangguan
Ekologi
Hewan
tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghidari dari efek pemanasan ini,
karena sebagaian besar lahan telah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan
global, henwan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin
akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.
c. Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan
cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas dan nkematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrim dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya
es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit yang dengan bencana alam (banjir,
badai, dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam
biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian,
dimana sering muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien,
trauma psikologis, penyakit kulit dan lain-lain.
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air. Seperti
meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk berkembangbiak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka munculah spesies
vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih
resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah organisme tersebut.
Selain
itu bisa diprediksi bahwa ada beberapa spesies yang akan punah karena perubahan
ekosistem. Gradasi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada
sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vektor-vektor diseases.
Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak
terkontrol, akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan,
seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
d.
Pengendalian
Pemanasan Global
Pengendalian
dilakukan dengan cara mengatasi epek yang dilakukan sambil melakukan
langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim pada masa depan.
Kerusakan yang pernah dapat diatasi dengan berbagai cara, misalnya:
a. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding
dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.
b. Pemerintah dapat membantu populasi di pantai
untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi.
Adapun
dua cara pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca:
a. Mencegah karbon dioksida dilepas ke
atmosfir dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbonnya di tempat lain.
b. Mengurangi produksi gas rumah kaca.
e. Cara Menghilangkan Karbon
Cara
yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi terutama yang muda dan cepat.
Gas
karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi
keluar dari perut bumi.
2.1.2. Cara mengatasi Global Warming
Para ilmuwan mempelajari cara-cara untuk
membatasi pemanasan global. Kunci utamanya adalah: Membatasi emisi CO2 Tehnik
yang efektif untuk membatasi emisi karbon ada dua yakni mengganti energi minyak
dengan sumber energi lainnya yang tidak mengemisikan karbon dan yang kedua
penggunaan energi minyak sehemat mungkin. Energi alternatif yang dapat
digunakan diantaranya angin, sinar matahari, energi nuklir, dan panas bumi.
Kincir angin dapt merubah energi angin menjadi energi listrik. Sinar matahari
juga dapat dirubah menjadi energi listrik atau sumber panas yang bisa
dimanfaatkan seperti pemanas air, kompor matahari, dll. Energi panas bumi bisa
dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Sumber energi alternatif memang
lebih mahal dibanding energi minyak namun penelitian lebih lanjut akan membantu
untuk lebih menekan biaya. Emisi CO2 dapat dikurangi jika mobil-mobil bisa
lebih hemat bahan bakar. Para ilmuwan dan insinyur telah bekerja untuk
menciptakan mesin yang hemat bahan bakar. Penemuan-penemuan telah mengembangkan
alat untuk menggantikan mesin pembakaran atau menggunakan mesin yang lebih
kecil. Sebuah mobil dengan tenaga batery listrik telah memasuki pasar, tetapi
masih dilengkapi dengan mesin kecil berbahan bakar minyak. Bahan bakar sel
yakni sebuah alat yang mampu merubah energi kimia menjadi energi listrik bisa
dikembangkan untuk mobil-mobil di masa depan. Menyembunyikan karbon yang juga
membantu mencegah karbon dioksida memasuki atmosfer atau mengambil CO2 yang
ada. Menyembunyikan karbon dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dibawah tanah
atau penyimpanan air tanah dan penyimpanan didalam tumbuhan hidup. Bawah tanah
atau air bawah tanah bisa digunakan untuk menyuntikkan emisi CO2ke dalam
lapisan bumi atau ke dalam lautan. Lapisan bumi yang dapat digunakan adalah
penyimpanan alami minyak dan gas bumi di tambang-tambang minyak. Dengan
memompakan CO2 kedalam tempat-tempat penyimpanan minyak di perut bumi akan
membantu mempermudah pengambilan minyak atau gas yang masih tersisa. Hal ini
bisa menutupi biaya penyembunyian karbon. Lapisan garam dan batubara yang dalam
juga bisa menyembunyikan karbon dioksida. Lautan juga dapat menyimpan banyak
karbon dioksida, tetapi para ilmuwan belumdapat menetapkan pengaruhnya terhapad
lingkungan hidup di dalam laut. Tumbuhan hijau menyerap CO2 dari udara untuk
tumbuh. Kombinasi karbon dari CO2 dengan hidrogen diperlukan untuk membentuk
gula sederhana yang disimpan di dalam jaringan. Setelah tanaman mati maka
tubuhnya akan terurai dan melepaskan CO2. Ekosistem dengan tumbuh-tumbuhan yang
berlimpah seperti hutan atau perkebunan dapat menahan lebih banyak karbon,
tetapi generasi manusia yang akan datang harus tetap menjaga ekosistem agar
tetap utuh, jika tidak maka karbon yang disimpan dalam tanaman akan lepas
kembali ke atmosfer. Adapun tindakan yang dapat kita lakukan dalam upaya
mengantisipasi pemanasan global adalah dengan mengubah perilaku sehari-hari
agar hemat energi. Antara lain dengan cara berikut:
a.
Menghemat
listrik. Contohnya gunakan televise seperlunya, Biasakan mematikan televisi
bila tidak digunakan, demikian pula dengan perangkat lainnya seperti DVD, HiFi
dan Home Theater, gunakan seterika listrik yang menggunakan sistem pengatur
panas otomatis dan aturlah tingkat panas yang diperlukan sesuai dengan bahan
pakaiannya, ganti bohlam lampu dengan jenis CFL dan bersihkan lampu karena debu
dapat mengurangi tingkat penerangan hingga 5%. Jikamenggunakan AC, tutup pintu
dan jendela selama AC menyala dan atur suhu secukupnya atau sekitar 21-24ºC
lalu matikan AC jika tidak digunakan.
b.
Tanam
pohon sebanyak mungkin di lingkungan anda.
c.
Menjemur
pakaian diluar
karena
angin dan panas lebih baik dari pada menggunakan mesin dryer (pengering) yang
banyak mengeluarkan emisi karbon.
d.
Gunakan
kendaraan umum yang bebas emisi.
e.
Bike
for work salah satu alternatifnya.
f.
Menghemat
penggunaan kertas, karena bahan bakunya berasal dari kayu.
g.
Say
no to plastic, karena hampir semua sampah plastik menghasilkan gas yang
berbahaya ketika dibakar (plastic tersebut didaur ulang)
Memproduksi
daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak
sepertisapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka
mencerna makananmereka. Food and Agriculture Organization PBB menyebutkan
produksi daging menyumbang 18 % pemanasan global, lebih besar daripada
sumbangan seluruh transportasi didunia 13,5%. Lebih lanjut, dalam laporan FAO,
“Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 16% gas
nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72
kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment Programme,
dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging
untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6700 kg CO2, sementara diet van per
orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim
terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change
PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging.
1.
Tanam
Pohon
Satu
pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam
seluruhmasa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United
Nations EnvironmentProgramme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang
20% emisi gas rumahkaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada
dalam atmosfer. Bila merekaditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka
serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir
seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga
berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran lapangan
sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda
berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per
tahunnya.
2.
Bepergian yang Ramah Lingkungan
Cobalah untuk berjalan kaki,
menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergibersama-sama dalam satu
mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakanbahan bakar alternatif.
Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5
kg CO2. Bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
3.
Kurangi Belanja
Industri menyumbang 20% gas emisi
rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal daripenggunaan bahan bakar fosil. Jenis
industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosilsebagai contohnya besi, baja,
bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Olehkarena itu,
jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksibarang
menyumbang CO2.
4.
Beli Makanan Organik
Tanah organik menangkap dan menyimpan
CO2 lebih besar dari pertanian konvensional.The Soil Association menambahkan
bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2yang disumbang oleh
pertanian.
5.
Gunakan Lampu Hemat Energi
Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah
Anda dengan lampu hemat energi, anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat
energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa.
6.
Gunakan Kipas Angin
AC
yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu,
mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin.
7.
Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar
Matahari
Bila
Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian
secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai
tidak menyebabkan polusi udara.
7.
Daur Ulang Sampah Organik
Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang
dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos
darisampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan).
8.
Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng
agar Dapat Didaur Ulang
Mendaur
ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi
kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1
kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang
didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.
2.1.3. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah
Kaca
Bumi
ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang
masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu
dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di
antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian
panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat
(60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup.
Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu
rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu
banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya.
Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
2.1.4. Umpan Balik
Umpan
balik dihasilkannya pada saat penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat
bertambahnya gas-gas rumah kaca, seperti CO2. Pemanasan pada walnya akan
menyebabkan lebih banyaknya uap air yang menguap ke atmosfir. Karena uapm air
sendiri merupakan gas rumah kaca. Pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah air di udara sampai tercapainya siuatu kesetimbangan konsentrasi uap
air. Umpan balik meningkatkan kandungan air di udara namunkelembaban relatif di
udara hampir konstan atau agak menurun, karena udara menjadi menghangat. Umpan
bhalik hanya berdampak secara perlahan dari bawah, awan akan memantulkan
kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek
pemanasan. Sebaliknya jika dilihat dari atas awan tersebut akan memantulkan
sinar matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek
pendingin.
2.2. PENGERTIAN
LINGKUNGAN
Lingkungan hidup adalah suatu satuan sistem
yang kompleks yang berada di luar individu yang sangat mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan suatu organisme; kesatuan dengan semua benda, daya
keadaan dan semua makhluk, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya; suatu
kesatuan hidup antarakondisi fisik yang mencakupkeadaan sumber daya alam
seperti, tanah, air, energy surya mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh
diatas tanah maupun di dalam lautan dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana mengunakan lingkungan fisik tersebut..
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya
yang melangsungkan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
2.2.1.
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Pencemaran
disebut juga dengan polusi, terjadi karena mauknya bahan-bahan pencemar
(polutan) yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Bahan-bahan pencemar
tersebut pada umumnya merupakan efek samping dari aktifitas manusia dalam
pembangunan. Berdasarkan jenisnya, pencemaran dapat dibagi 4 (empat), yaitu:
a.
Pencemaran udara
Udara dikatakan tercemar jika udara
tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Bentuk pencemar udara
bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair
atau padat.
1) Pencemar
Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi
batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu
kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon
monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan
chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara
dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu
sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak
sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung
dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat
menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
2). Pencemar
Udara Berbentuk Partikel Cair atau Padat
Partikel yang mencemari udara
terdapat dalam bentuk cair atau padat. Partikel dalam bentuk cair berupa
titik-titik air atau kabut. Kabut dapat menyebabkan sesak napas jika terhiap ke
dalam paru-paru.
Partikel dalam bentuk padat dapat
berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk
hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari, atau serangga-serangga yang
telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu
kesehatan manusia.
Partikel yangmencemari udara dapat
berasal dari pembakaran bensin. Bensin yang digunakan dalam kendaraan bermotor
biasanya dicampur dengan senyawa timbal agar pembakarannya cepat mesin berjalan
lebih sempurna. Timbal akan bereaki dengan klor dan brom membentuk partikel
PbClBr. Partikel tersebut akan dihamburkan oleh kendaraan melalui knalpot ke
udara sehingga akan mencemari udara.
b.
Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air
tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,
badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas
air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air dapat disebabkan
oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya
kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan
(sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya
yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap
seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air
limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Di dalam tata kehidupan manusia, air
banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan
mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang,
industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan
kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik
pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan
dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah
persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan
menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut
eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan
eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya
matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di
bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang
terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida
atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani
untuk memberantas hama tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan
organisme lainnya. Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT
atau pestisida, akan terjadi aliran DDT.
c.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana
bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran
ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri
atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah
tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah
dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya.
Dampak
pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan
kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat
berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak , serta
kerusakan ginjal.
Merkuri
(air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan
mungkin tidak bias di Obati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa
macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata
dan ruam kulit. Zat kimia diatas bila dosis yang bayak, menimbulkan pencemaran
tanah dapat menyebabkan kematian.
Tanah
merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya
termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air
yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya
kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut
sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik),
industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari
sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun
sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam
dan kaleng.
Sampah
organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di
dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat
menurunkan kualitas tanah.
d.
Pencemaran suara
Pencemaran
suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak sehingga
mengganggu kenyamanan lingkungan manusia.
Pencemaran
suara dapat ditimbulkan oleh adanya suara bising yang disebabkan oleh suara
mesin pabrik, mesin penggilingan padi, mesin las, pesawat, kendaraan bermotor
yang berlalu-lalang, dan suara kereta api.
Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996
tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang
tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan.
1 ) Jenis-Jenis
Kebisingan Jenis-jenis kebisingan ada empat macam, yaitu:
a. kebisingan
yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya, mesin
gergaji;
b. kebisingan
yang terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas atau pesawat terbang;
c. kebisingan
impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan;
d. kebisingan impulsif berulang, misalnya,
suara mesin tempa
2 ) Dampak
Pencemaran Suara (Kebisingan)
Suara bising ini dapat menyebabkan
terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini
akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya, pusing, mual,
jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah.
Tingkat kebisingan atau ukuran energi
bunyi dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pengukurannya menggunakan alat
yang bernama Sound Level Meter.
2.2.2.
Dampak
Pencemaran Bagi Manusia Secara Global
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara
pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara.
Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di
atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi
pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan
dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas.
Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas
lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol,
juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu
lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan
global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah.
Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga
pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran
udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam
Terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan
mengakibatkan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup di dalamnya terganggu dan
mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
kehidupan manusia.
Dampak sosial dan politik
Perubahan
cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga
dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi.
Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat
mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat
trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke
tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare,
malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan
lain-lain.
Pergeseran
ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).
Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem)
baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka
ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri,
plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala
organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies
yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan
ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim
(Climate change)yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti
ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)
Gradasi
Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula
dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol
selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan
seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan
lain-lain.
Hilangnya Lautan Es
Menurut
WWF, bahkan pemanasan global kurang dari 2°C dapat memicu hilangnya lautan es
kutub utara dan pencairan lapisan es di Greenland . Efek timbal balik kekuatan
yang tak terduga ini adalah penyebab terlampauinya titik-titik kritis tersebut.
Hal ini akan menyebabkan peningkatan permukaan laut beberapa meter secara
global yang akan mengancam puluhan juta manusia di dunia.
Kapasitas
penyimpanan CO2 di lautan dan daratan – penyerapan alami bumi– telah turun
sekitar 5% selama lebih dari 50 tahun belakangan ini. Pada saat yang bersamaan,
emisi CO2 manusia yang berasal dari bahan bakar fosil terus meningkat – empat
kali lipat lebih cepat di dekade ini daripada dekade sebelumnya. WWF mendesak
para pemerintah tersebut memanfaatkan konferensi Poznan sebagai titik balik untuk
menghindari arah kehancuran yang sedang dituju oleh dunia saat ini.
2.2.3.
Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara
lain melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak
akan berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan.
Untuk
membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan,
diantaranya sebagai berikut:
1. Membuang sampah pada tempatnya
Membuang
sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat.
Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain
menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai
jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan.
Salah satu cara
untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan memanfaatkannya
menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik
dan anorganik.
Selanjutnya,
sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah
anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat
rumah tangga dan barang-barang lainnya.
2.
Penanggulangan limbah industri
Limbah
dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus
diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di
perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung
bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu
ekosistem.
Menempatkan
pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal
ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap
pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
3.
Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran
udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat
dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu
dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan,
seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata
dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama
pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan
bermotor.
4. Diadakan
penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan
mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan
mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau
asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara.
Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
5. Penggunaan
pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian
pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain
dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai
merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang
masuk ke perairan.
Begitu juga
dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi dosis
yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari lingkungan
juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan, seperti
bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan
hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi
pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
6. Pengurangan
pemakaian CFC
Untuk
menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun
salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang
tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah
rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Dewasa ini,
tingkah laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai
pada tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah,
manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemanasan
global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi.
Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat
aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif
bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi,
berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis
hewan dan munculnya berbagai penyakit.
Pemanasan
global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan
sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan
karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih
banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.
1. Pemanasan
global merupakan akibat dari aktivitas manusia yang cenderungpossibleistik
(manusia dapat mengubah alam). Aktivitas ini lah yang memacupeningkatan emisi
gas rumah kaca ke atmosfer.
2.
Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahanyang lain seperti meningkatnya intensitas
fenomena cuaca yang ekstrim cuaca,tinggi permukaan air laut, hilangnya pantai,
dan lain-lain.
3.
Pemanasan global merupakan akibat dari
aktivitas manusia yang cenderung possibleistik (manusia dapat mengubah alam).
Aktivitas ini lah yang memacu peningkatan emisi gas rumah kaca ke atmosfer.
Pencemaran
lingkungan terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak menyadari tentang
dampak dari perbuatannya itu. Pencemaran lingkungan terbagi atas pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran suara.
B. Saran
Sebagai
salah satu makhluk yang tinggal di bumi, kita seharusnya bisa bertanggung jawab
atas apa yang terjadi pada tempat kita tinggal yaitu bumi. Oleh karena itu
sebagai salah satu bentuk implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap
pemanasan global adalah dengan berusaha semaksimal mungkin menghemat penggunaan
energi.
Lestarikan
lingkungan, selamatkan bumi kita demi
masa depan yang lebih cerah sehingga menjamin kelestarian hidup setiap
organisme yang hidup di bumi ini.
Read more at:
http://bastiansulistyo.blogspot.com/2012/11/tugas-makalah-bahasa-indonesia-global.html
Copyright
www.bastiansulistyo.blogspot.com Under Common Share Alike Atribution
Tidak ada komentar:
Posting Komentar